[Teaser] She Likes the Rain

yoona rain

 

“She likes the rain. That’s the first thing she ever said to me. There’s something about the rain, she said that reminds her of sunshine. I never understood how that worked. But after that, the rain reminded me of sunshine, too. Whenever it rains, you will think of her.”
— Neil Gaiman

 

23 Maret 2030

Seorang pria paruh baya tengah tersenyum melihat sosok yang sedang melangkahkan kakinya di bawah siraman hujan. Wanita itu tidak menundukkan kepalanya untuk menghindari air hujan. Sesekali dia mengadahkan kedua tangannya dengan bibir yang membentuk senyuman manis, membuatnya bahkan masih terlihat cantik diusianya yang ke empat puluh tahun.

Dengan payung yang sudah ada di tangan kanannya, pria itu melangkah keluar dari rumahnya, menghampiri wanita yang sudah dari tadi diamatinya.  Dengan hati-hati, pria itu membuka payung berwarna kuning tersbebut dan meletakkannya tepat diatas kepala sang wanita. Wanita itu berhenti melangkah dan senyumnya menjadi lebih lebar dari sebelumnya setelah mendapati siapa orang yang ada disampingnya.

“Sudah cukup, nanti kau bisa sakit,” pria itu berucap lembut, sebisa mungkin untuk tidak melukai perasaan si wanita. Wanita itu memiringkan kepalanya dan memandang pria itu dengan matanya yang bulat dan besar.

“Aku suka hujan.”

Keduanya mengucapkan kalimat itu secara bersamaan. Tidak heran jika sang pria bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh wanita itu mengingat dia mengucapkan hal itu setiap kali sang pria mengajaknya untuk berhenti. “Hahaha,” sang wanita mengeluarkan suara tawa pelan kemudian melingkarkan kedua tangannya di pundak pria itu, membuat secara perlahan mendekat ke wajah pria itu. Dengan menjinjitkan kedua kakinya membuat wajah keduanya terletak sejajar, wanita itu menempelkan bibir tipisnya dengan bibir pria itu. Tidak cukup lama setelah itu, sang wanita menjauh dan berkata, “ayo masuk! Anank-anak bisa melihat kita.”

 

[One Shot] 7

Bagi Luhan, 7 hanyalah sebuah angka random. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,… 7 hanyalah angka yg melengkapi bilangan 1-10. 7 hanyalah angka setelah 6 dan sebelum 8 yang juga terletak diantara angka 6 dan 8. Hanya itu. 7 hanyalah sebuah angka.

Tapi tidak bagi Yoona. Member SNSD yang tinggal di zaman dimana semua mengandalkan teknologi canggih ini memiliki asumsi lain terhadap angka 7. Yoona percaya bahwa angka 7 merupakan angka keberuntungan bagi semua orang. Tiffany pernah mengatakan bahwa meskipun semua orang berpikir 7 adalah angka keberuntungan namun bagi SNSD, angka keberuntungan yang sebenarnya adalah 9. Yoona bisa saja protes saat Tiffany mengatakan hal yang menurutnya tidak masuk akal itu. Bagaimana mungkin dia bisa mengubah hal yang sudah lama dipercayai hanya dalam waktu 1 hari? Bukannya Yoona tidak percaya dalam istilah ‘the power of 9’, hanya saja menurutnya ini adalah 2 hal yang berbeda.

Jika kau bertanya kepada Hyoyeon mengapa dia menyukai 2PM maka Hyoyeon akan menjawab itu semua karena karisma dan tarian yang mereka tampilkan. Jika kau bertanya pada Taeyeon kenapa dia menyukai Infinite maka dia akan memberimu alasan bahwa Infinite memeiliki manner dan lagu-lagu yang bagus. Jika kau bertanya pada Yoona mengapa dia menyukai Infinite dan 2PM maka jawabannya adalah membernya. Bukan! Bukan karena Yoona menyukai para member dari Infinite atau 2PM melainkan jumlah para membernya. Yoona mengundurkan diri untuk tetap menyukai 2PM setelah Jaebum keluar. Yoona juga sangat menyukai solois Se7en. Kai tidak berpikir dia menyukai Se7en karena musiknya, bukan?

Di kostum Oh! tahun 2010 lalu, Taeyeon memilih angka 9 karena tanggal lahirnya, Seohyun memilih angka 11 karena dia menyukai angka 1, Hyoyeon memilih angka 32 karena dia menyukai paduan dari angka 3 dan 2, Sooyoung yang memilih angka 24 karena dia ingin menikah di usia 24 dan Jessica memilih angka 21 karena usianya pada saat itu. Yoona? Sudah pasti Yoona akan memilih angka 7 yang menurutnya adalah angka keberuntungan.

Sebelum mengenal Yoona, Luhan sama sekali tidak pernah berpikir mengenai betapa spesialnya angka tujuh. “Kau harus mulai menanamkan dalam benakmu bahwa sesuatu yang berjumlah tujuh akan berakhir menjadi hal yang baik untukmu.” Hal itulah yan gsecara terus menerus diucapkan oleh Yoona, sahabatnya.

Luhan menyadari betapa dia dan gadis ini memiliki banyak kesamaan. Sebut saja nama panggilan, ice cream favorit mereka dan hal-hal lain yang bahkan menurutnya tidak masuk akal. Namun untuk yang satu ini, entah mengapa walaupun akal sehatnya menolak untuk percaya namun hatinya berpendapat lain.

“Contohnya?” Luhan balik bertanya kepada Yoona. “2PM mengawali karir mereka dengan tujuh anggota tapi pada akhirnya Jaebum keluar dan itu bukanlah hal yang baik, kan?”

“Kau tidak boleh lupa bahwa mereka mencapai puncak popularitas dan menjadi salah satu idol grup besar di Korea ketika mereka masih bertujuh,” Yoona mengingatkan sahabatnya. Luhan hanya menggelengkan kepalanya menyadari betapa mustahil baginya untuk berdebat dengan Yoona.

—————————————————————-

“Angka berapa yang menurutmu harus kupakai?” Chanyeol terus bertanya hal yang sama dalam 5 menit terakhir ini pada Kai yang duduk disampingnya. Saat ini member EXO baru saja menyelesaikan rekaman untuk album pertama mereka. Tepat sebelum mereka meninggalkan kantor, coordi mereka mengatakan pada mereka akan memakai nomor di kostum mereka untuk lagu ‘Growl’.

“Tapi kau bilang kami akan memakai nomor seragam,” Suho bertanya heran. Secara sabar dan keaekian kalinya sang coordi menjelaskan bahwa nomor seragam akan dipakai untuk promosi ‘Wolf’ sedangkan untuk ‘Growl’, para member diberi kebebasan untuk memilih nomor kesukaan mereka masing-masing.

“Maksudmu seperti SNSD noona di Oh!?” mata Baekhyun bersinar ketika membayangkan segala hal yang berkaitan dengan SNSD secara dirinya sendiri merupakan s♥ne, fans dari SNSD.

Pada awalnya, para member tidak terlalu mengambil serius perihal nomor ini namun karena Chanyeol yang dari tadi terus menerus bertanya kepada semua membernya mengenai nomor berapa yang harus dia pakai, perlahan mereka pun ikut memikirkannya.

“Aku akan memakai nomor 99,” ujar Xiumin yang duduk dibangku belakang.

“Minseok hyung, aku yang akan memakai nomor itu!” protes Baekhyun tidak setuju. Tentu saja vokalis utama EXO itu ingin memakai nomor yang sama dengan yang diapaki Taeyeon pada tahun 2010 lalu: angka 9.

“Kau tidak pernah bilang akan memakai angka 99, kau hanya bilang kau akan memakai angka 9,” koreksi Xiumin.

“Tapi tetap saja mirip!” Baekhyun merengek.

“Ayolah kkamjong, nomor berapa yang seharusnya aku pakai?” disisi lain Chanyeol terus bertanya pada Kai yang sedang berusaha tidur.

“Aku tidak tahu, hyung. Kau pikirkan saja sendiri,” jawab Kai malas-malasan sambil menutupi wajahnya dengan topinya.

“Jahat!

“Jahat!” rajuk Chanyeol yang kemudian kali ini mengganggu Lay, target barunya.

“Ehm… aku… bingung kau harus memakai angka berapa. Kenapa tidak kau pikirkan saja besok?” jawab Lay pelan. Karena Lay adalah orang dengan hati bak malaikat, evil Chanyeol tentu saja memanfaatkan kebaikan hatinya untuk hal-hal yang menyimpang seperti contohnya semakin mendesak Lay sehingga laki-laki yang memiliki kantung mata yang lebih hitam dari Tao itu ikut berpikir bersama Chanyeol.

Berkat Chanyeol, Luhan jadi ikut memikirkan hal itu. Angka berapa yang harus dia pakai nanti? Angka dari tanggal kelahirannya? Ah tidak! Itu tidak unik. Luhan menginginkan angka yang unik, yang beda dari yang lain.

Tujuh.
Entah kenapa angka itu tiba-tiba terberait dibenaknya. Dengan angka tujuh maka semuanya akan berakhir dengan baik. Kata-kata Yoona terus terulang dipikirannya. Luhan dengan cepat membuang jauh-jauh pikiran itu. Tujuh hanyalah angka, tujuh bukanlah apa-apa.

——————————

Luhan meutup kedua kupingnya dengan kapas tepat setelah 3 menit dia tiba di kantor. Yoona sibuk meyakinkan Sehun untuk memakai angka tujuh di kostumnya nanti namun Sehun berkeras akan memakai angka kelahirannya, 94.

“Bayangkan jika kau memakai angka tujuh nanti dan album mu akan sukses, pasti semua membermu akan berterimakasih padamu. Dulu semua orang juga tidak percaya padaku tapi saat aku memakai angka tujuh pada promosi Oh! dan kami memenangkan Daesang, para unnie berterimakasih padaku sampai akhirnya mereka percaya. Kau akan menyesal jika kau mengabaikan kata-kataku,” Yoona berusaha meyakinkan Sehun.

Sehun nampak berpikir sebentar. Luhan tahu betul Sehun tidak akan membuang kesempatan yang membuat para member yang lebih tua untuk tunduk kepadanya. Dibalik wajahnya yang imut layaknya malaikat (?), sifat asli Sehun lebih buruk dari Kyuhyun maupun Changmin.

“Maksudmu jika aku memakai angka tujuh kemudian album kami sukses maka para hyung akan tunduk padaku, noona?” tanya Sehun dengan mata berbinar-binar.

“Eh?” tanya Yoona balik dengan nada bingung.

“Im yoona! Sampai kapan kau akan meracuni pikiran anak kecil itu?” Luhan yang sudah tidak tahan dengan ocehan Yoona serta pikiran jahat Sehun untuk menguasai dunia akhirnya angkat bicara.

“Aku tidak meracuni pikirannya. Lagi pula, Sehun bukan lagi anak kecil,” ujar Yoona membela diri.

“Betul hyung, aku bukan lagi anak kecil,” dukung Sehun.

“Oh Sehoon, jangan pikir aku tidak tahu apa yang ada dalam otakmu. Kau pasti berpikir jika kau berhasil maka kau selangkah lebih dekat untuk menguasai dunia kan?” Luhan memicingkan matanya. Yoona tertawa keras akibat perkataan Luhan.

“Menguasai dunia? Apa yang kau bicarakan? Bagaimana mungkin seorang malaikat seperti Sehun memiliki pemikiran seperti itu. Ya kan, Hun?” Yoona mengusap gemas pipi sehun dengan sebelah tangannya. “Hyung, kau pikir aku ini Salem?” ujar Sehun pura-pura tersinggung. Sehun mengangkat sebelah bibirnya dan juga kedua alisnya pada Luhan. Luhan berpikir sebagai satu-satunya orang dengan otak yang waras diantara mereka bertiga maka dia harus mengalah.

“Baiklah! Aku yang akan memakai angka tujuh.”

“WAE?!” teriak Sehun tidak setuju.

“Benarkah?” Yoona tersenyum lebar. Luhan mengangguk putus asa. Yoona melompat-lompat girang sambil memukul-mukul pundak Luhan.

“Tapi aku duluan yang ditawari oleh Yoona noona,” protes Sehun.

“Kau!” tunjuk Luhan pada Sehun, “pakai saja angka 94!”

—————————

“SHIRO!”

Luhan mempercepat langkah kakinya, membiarkan Yoona berusaha menyejajarkan langkah mereka sembari memakai heels 7 centi-nya. Hari ini sudah cukup melelahkan bagi Luhan. Bayangkan saja,  seharian berada di program musik, dia juga harus menghadiri dua acara radio broadcast setelahnya. Ketika para member berharap mereka bisa pulang dan beristirahat di kasur empuk mereka, manager tiba-tiba mendapat panggilan yang menyuruh EXO mampir sebentar ke SM.

Luhan yang tidak bisa tidur di mobil karena dengkuran keras Chanyeol dan Kai akhirnya hanya bisa mengerutkan dahinya. Namun nyatanya, hari melelahkan Luhan tidak berhenti disitu. Setibanya di kantor, Luhan disambut dengan senyuman ‘manis’ sahabatnya, Yoona, yang tengah berlatih koreografi untuk comeback-nya bersama member SNSD yang lain.

“Jika dua lebih baik, kenapa harus bertahan dengan satu angka?” teriak Yoona. Luhan akhirnya menyerah dan menghentikan langkahnya. Dia memutar tubuhnya, membuat Yoona terhuyung karena telah menabraknya.

“Kau tidak bisa memakai angka 7, itu bisa menimbulkan skandal diantara kita,” ujar Yoona lagi. Luhan mengurut-urut keningnya perlahan. Setelah menghembuskan nafas yang berat, dia memandang Yoona yang juga sedang melihat kearahnya. Luhan baru menyadari betapa miripnya mata mereka berdua.

“Skandal? Kenapa bisa timbul skandal?” tanya Luhan pelan. Yoona meletakkan satu tangannya di bahu Luhan, “begini,” ujarnya serius, “-jika kau memakai angka 7 maka itu akan sama denganku, ya kan? Kau ingat kan aku memakai angka 7 saat promosi ‘Oh!’? Kalau kau memakai angka 7 maka orang-orang akan berpikir ‘oh? Kenapa Luhan memakai angka yang sama dengan Yoona? Apa mereka pasangan sekarang?’

Luhan melebarkan matanya dan memandang Yoona dengan ekspresi horor? Dia? Berpasangan dengan Yoona? Im Yoona? Luhan? Memikirkannya saja sudah cukup membuat Luhan geli.

“Pasangan? Kenapa orang-orang bisa memiliki pikiran seperti itu?” tanya Luhan. “Luhan, Luhan, Luhan…” Yoona menggelengkan kepalanya, “-kau tahu apa itu yang namanya ‘shipper’? Apa kau pernah membaca fanfiction?”

“Hah?”

Yoona menepuk-nepuk pundak Luhan. “Aku rasa kau belum tahu tentang LuYoon.”

Luhan semakin bingung. Shipper? Fanfiction? LuYoon?

“LuYoon? Apa itu semacam makanana?” tanya Luhan bingung membuatnya menerima pukulan di kepala dari Yoona. “Maka dari itu aku menyuruhmu untuk rajin-rajin menggunakan internet!” ujar Yoona galak. “LuYoon itu adalah singkatan dari nama kita berdua. Luhan dan Yoona. Kau mengerti?”

Mulut Luhan terbuka lebar membentuk alfabet ‘O’. “LuYoon? Nama macam apa itu? Seharusnya mereka menggunakan nama yang lebih baik!”

“Kau benar-benar bodoh. Dari semua hal yang bisa saja terjadi, kau malah mengkhawatirkan nama julukan kita?” Yoona kembali menggelengkan kepalanya. “Pokoknya kau tidka boleh menggunakan angka 7 karena sekecil apapun hal yang bisa menghubung-hubungkan kita akan menjadi keuntungan bagi fans.”

“Woaahhh… Im Yoona, kau berbicara seakan-akan kau dan para fans adalah rival usaha.”

“Maka dari itu kau tidak boleh memakai angka 7!” ujar Yoona tegas.

“Oke! Kalau begitu aku akan memakai angka 1,” ucap Luhan senang. Yoona mengernyitkan dahinya sambil tidak melepaskan tatapannya dari Luhan. “Apa?” tanya pria itu karena merasa tidak nyaman.

“Siapa bilang kau boleh mengubah angkanya?” tanya Yoona. Luhan benar-benar tidak habis pikir dengan gadis ini. Bukankah tadi dia sendiri yang bilang bahwa Luhan tidak boleh memakai angka 7?

“Tapi kau bilang aku tidak boleh memakai angka 7.”

“Tadi kan sudah kukatakan padamu, memakai dua angka lebih baik daripada hanya memakai satu.”

“Maksudmu?”

Sebuah senyuman lebar nan nakal terlukis diwajah cantik Yoona, “tentu saja angka 77.”

BEAU 4: The Sisters

tumblr_mf0g53VZLZ1qipq43o1_500

This chapter only contains mostly about the Im sisters.

“Bagaimana ini? Bagaimana ini? BAGAIMANA!!!”

Ruang tunggu dipenuhi dengan suara panik Bora. Nampaknya berjalan mondar-mandir tidak dapat membunuh rasa tegangnya saat ini. Bukan hanya Bora, nampaknya meenam member BEAU yang lain juga terlihat sama tegangnya. Wajah Jihyun nampak mengeras tanpa ekspresi. Suji dan Jieun sibuk berdoa dengan kepala mereka yang menunduk sangat rendah, Jiyeon hanya diam dengan pandangn kosongnya yang tertuju ke lantai, Yoona sudah hampir 15 menit di dalam kamar kecil sedangkan adiknya, Soojung, sedang duduk meringkuk disudut ruangan. Tidak ada yang berani mendekatinya karena mereka semua tahu betul Soojung tidak suka bila orang mendekatinya saat dia sedang terlihat lemah.

Kenapa para gadis itu terlihat sangat tegang? Pertanyaan yang bagus! Jawabannya adalah karena hari ini adalah hari pertama mereka debut. Mereka sedang berada di kantor SBS karena mereka akan debut diacara musik mingguan, SBS Inkigayo seperti senior-senior mereka yang lain. Mereka sudah datang dari tadi pagi, menyapa para staff, memperkenalkan diri dan membagikan album mereka kepada para penyanyi-penyanyi senior yang lainnya. Beberapa dari mereka memberikan sambutan hangat namun ada pula beberapa staff dan senior yang terlihat acuh. Walaupun sebelumnya para gadis inni telah diingatkan bagaimana dunia entertainment yang sebenarnya namun tetap saja, menerima perlakuan yang tidak menyenangkan walaupun kau telah bersikap sesopan mungkin akan terasa tidak menyenangkan pula.

“Andai saja kita debut di Music Core,” gumam Bora pelan setelah akhirnya dia berhasil menenangkan dirinya (sedikit).

“Kenapa memangnya?” tanya Jiyeon pelan.

“Karena di Music Core ada Minho,” jawabnya Bora lemas. Jiyeon diam sebentar kemudian mengangguk pelan tada dia mengerti maksud Bora. “Memangnya kenapa kalau ada Minho oppa?” tanya Suji polos. “Setidaknya kan ada yang kita kenal,” kali ini giliran Jiyeon yang menjelaskan. Disaat menegangkan seperti ini, pandangan para gadis tertuju pada suara pintu yang berderit terbuka. Wajah tegang mereka menghilang dan berganti menjadi senyuman ketika wajah Amber f(x) muncul dari balik pintu. “Unnie…” Suji bangkit tapi tempat duduknya dan memeluk Amber dengan semangat diikuti oleh Jiyeon dan Jieun.

Tidak hanya dirinya sendiri, Amber ternyata membawa ‘pasukan’ yang banyak. Di belakangnya mulai bermunculan Luhan, Sehun, Jonghyun, Key, Donghae, Kyuhyun, Hyoyeon dan Suho yang secara khusus datang untuk mendukung mereka. “Kami pikir kalian akan sangat tegang makanya kami datang kesini,” Jonghyun menyengir secara lebar.

“OPPA!!!” Bora meloncat-loncat kegirangan ketika wajah Kyuhyun yang tertawa seperti idiot muncul. Bora langsung lari dan memeluk Kyuhyun sehingga dia hampir saja jatuh. “YOON BORA!” Kyuhyun mengumpat kesal karena perilaku Bora.

“Yoona…” Luhan menanyakan keberadaan kekasihnya dengan ragu-ragu kepada Jihyun. Jihyun tersenyum kecil kemudian menunjuk ke arah Yoona yang secara tepat waktu telah kembali dari kamar kecil. “Wooaahhh… Kalian semua disini? DAEEEBAK~” Yoona berseru kagum sekaligus kaget. Tidak melihat kehadiran Luhan, dia membaur bersama Jonghyun dan Key yang tengah meniru tarian BEAU dengan tawanya yang keras.

“Soojung-ah…” Sehun menyadari bahwa kekasihnya hanya duduk diam di sudut ruangan dengan kepala yang terbenam diantara kedua lututnya. Soojung mengangkat wajahnya setelah mendengar suara lembut Sehun dan ternyata wajahnya telah basah dengan air mata. Soojung benci ketika orang lain harus melihatnya dalam keadaan seperti ini. Soojung benci berada ditengah-tengah orang banyak ketika dirinya sedang down. Soojung membuang muka dari Sehun hanya untuk menghapus air matanya. Sehun mengulurkan tangannya untuk membantu Soojung berdiri dan disambut hangat oleh gadis itu. Sehun tersenyum lembut kemudian menepuk pelan pundak Soojung, “tenang saja. Kau pasti bisa melakukannya. Aku tahu kau sudah berusaha sebaiak mungkin dan hasilnya pasti tidak akan mengecewakan. Kau hanya perlu percaya pada dirinya sendiri.”

Soojung akhirnya dapat tersenyum mendengar kata-kata Sehun yang menenangkan hatinya. Sayangnya senyuman Soojung tidak bertahan lama setelah melihat kakaknya yang tengah meloncat-loncat seperti orang gila. Awalanya Soojung pikir dirinya tidak normal dan terlalu melankolis karena menangis di hari debut mereka namun Soojung sadar, semua orang sama sepertinya. Mereka merasa takut dan tegang. Tangisan Suji dan Jiyeon pecah setelah Amber memeluk mereka, Bora juga tengah terisak-isak dipelukan Kyuhyun. Jangan salah sangka! Kyuhyun dan Bora tidaklah berkencan hanya saja mereka sagat dekat, super dekat jika boleh dibilang. Bora dan Yoona telah masuk kedalam Kyu line bersama dengan artis-artis SM lainnya, karena itulah mereka sangat dekat layaknya kakak-adik.

Dan kemudian ada Yoona. Hanya dia yang tidak menangis, tidak merasa tegang ataupun takut. Disaat itu juga Soojung yakin bahwa apa yang dipikirkannya selama ini benar: Yoona tidak waras. “Soojung-ah, jangan menangis lagi. Ayo menari bersama kami!” Yoona berteriak dan menghampiri adiknya. Dia menarik lembut tangan Soojung agar bergabung bersamanya namun tangan Yoona langsung ditepis olehnya. Yoona tersentak kaget mendapati perilaku Soojung padanya. Soojung memberikan Yoona tatapan tajan sambil menggeleng pelan kepalanya. Mulutnya bergerak seakan ia igin mengatakan sesuatu tapi kata-kata itu tidak bisa keluar.

Soojung akhirnya menyerah kemudian mendorong tubuh Yoona secara kasar dan berjalan keluar ruangan. Kepalanya hampir saja terbentur meja rias apabila Luhan tidak menangkap tubuhnya dengan cepat. “Kau tidak apa-apa?” tanya Luhan khawatir. Yoona mengangguk pelan dan dia masih dalam keadaan shock. “Biar aku bujuk dia-”

“Jangan!” Yoona menghentikan Sehun yang hendak mengejar Soojung. “Biar aku saja yang membujuknya,” Yoona berucap pelan. Dia menghembuskan nafas kemudian berjalan menyusul Soojung. Pikiran Yoona benar-benar kacau saat ini. Dia tidak tahu kenapa Soojung marah padanya kali ini. Dia tahu bahwa Soojung selalu menganggapnya bodoh karena tingkahnya yang seperti anak kecil namun Soojung tidak pernah benar-benar marah terutama bermain fisik seperti tadi.

Yoona berlari kecil dan melihat ke kanan dan kiri. Mulutnya bergumam kecil sedangkan matanya sibuk mencari sosok Soojung. Setelah beberapa saat, Yoona bisa melihat Soojung yang tengah duduk sendirian di samping vending machine. Soojung benar-benar menyukai suasana yang sunyi. Tidak ada banyak orang yang lewat disini jadi dirinya bisa dengan aman menangis sepuasnya.

Yoona melangkah sepelan mungkin, berharap Soojung tidak menyadari kehadirannya. Namun nampaknya usaha Yoona gagal total. Soojung mengangkat kepalanya dan sekali lagi menajamkan tatapannya kepada Yoona, kakaknya. Yoona dengan hati-hati duduk disamping adiknya. “Maaf,” gumam Yoona pelan. Soojung diam dan tidak menjawab kata-kata Yoona. “Aku tidak tahu kenapa kau marah padaku kali ini tapi…” Yoona meraih tangan adiknya dan menggenggamnya dengan pelan. “…aku tahu kau takut, aku tahu kau tegang dan stress. Aku bisa melihat bahwa dalam seminggu terakhir ini kau mengalami stress berat karena debut kita yang tiba-tiba. Tidak apa-apa jika kau menunjukkan rasa takutmu dihadapan orang lain. Kau tidak perlu sembunyi dibalik topengmu yang menunjukkan bahwa kau adalah seorang wanita yang selalu tegar dan berani-”

“Aku bukan orang bodoh sepertimu yang tidak pernah menganggap serius hal-hal yang terjadi. Aku bukan idiot sepert-”

“Aku tahu aku bodoh, tapi aku bukanlah orang yang tidak pernah menganggap semua hal ini main-main. Aku sama sepertimu dan yang lain, Soojung-ah. Aku juga merasa takut dan stress. Hanya saja cara kita menutupi kekurangan kita sedikit berbeda. Jika kau menutupi hal itu dengan terlihat tegar, aku lebih memilih untuk tersenyum,” ujar Yoona pelan.

“Itu tandanya kau sama saja denganku, iya kan? Kau juga bersembunyi dibalik topeng yang kau buat sendiri,” ujar Soojung tajam. Yoona tertawa kecil sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal, “benar juga. Waah, kau benar-benar tajam.”

Soojung kembali marah melihat Yoona yang tertawa seperti orang bodoh. “Tertawa? Bagaimana kau bisa tertawa disaat-saat seperti ini?” Soojung menaikkan nada suaranya. “Urgh aku benar-benar membencimu!” Soojung berteriak padanya.

“Kau adalah adikku, Soojung-ah. Mengapa kau sangat membenciku?” tanya Yoona pelan, dia terdengar sangat putus asa.

“Kau mau tahu kenapa aku membencimu? Aku membencimu karena kau adalah seorang idiot! Aku lebih berbakat darimu, aku lebih pintar darimu tapi semua orang? Semua orang menyukaimu! Aku memiliki semua hal yang kau bahkan tidak punya tapi mereka lebih memilihmu dari pada aku. Bahkan orang tua kita lebih menyayangimu daripada aku. Aku adalah anak bungsu di rumah tapi apa pernah mereka memperlakukan aku layaknya seorang anak bungsu? Mereka sangat menyayangi dan memujimu. Apa yang kau punya dan aku tidak punya?

Lalu para senior juga lebih memilih bergaul denganmu daripada aku. Dan sekarang aku harus debut di grup yang sama deganmu. Kau tahu hal apa yang selalu aku ucapkan saat aku berdoa? Aku meminta kepada Tuhan agar kau dan aku debut di grup yang berbeda atau setidaknya salah satu dari kita tidak debut dan aku mengharapkan itu kau! Aku ingin keluar dari rumah dan tinggal di asrama dengan member-member yang lebih menyangangiku daripada kau, member yang menganggapmu hanya sebagai teman dekat dan aku sebagai keluarga mereka. Tinggal di asrama tanpa harus sering-sering pulang kerumah dan melihat muka idiotmu sekali dalam setahun.

Tapi lihat yang terjadi sekarang. Kangta sunbae-nim itu merusak impianku dan mendebutkan KAU di grup yang sama denganku. Kau tahu apa yang dikatakan Suji, Jiyeon dan Jieun sebelum kita pindah ke asrama? Mereka berdoa agar tidak sekamar denganku dan kau tahu siapa orang yang paling mereka harapkan sebagai roommate mereka? KAU, YOONA! KAU! Apa yang kau punya sehingga aku harus selalu menjadi bayanganmu? Kau tidak bisa bernyanyi, kau tidak lebih cantik atau menari lebih baik dariku. Apa yang kau punya? Hah? Jika kau masih penasaran kenapa aku membencimu, itu adalah jawabanku!”

“Im Soojung, tidakkah kau pikir kau sudah sedikit kelewatan?” Yoona berkata pelan. Wanita itu menundukkan kepalanya dan menangis pelan. Melihat seorang Im Yoona menangis terlebih ketika dia ada dihadapannya adalah suatu hal yang bahkan tidak pernah Soojung bayangkan.

“Im… Im Yoona… apa kau menangis?” tersirat nada khawatir dalam suara Soojung. Dia mulai berjalan mendekati kakaknya yang hanya berdiri diam dengan kepala yang menunduk dalam.

“Mianhae…” suara Yoona terdengar serak ketika berbicara. Mata Soojung terbuka lebar dan mulutnya berubah membentuk kapital ‘O’. Selama hidup 20 tahun terakhir ini, jujur saja Soojung tidak ingat kapan dia melihat Yoona menangis. Yoona pernah marah, tapi dia tidak pernah menangis. Tidak ketika dia putus dari mantan pacar sebelumnya, tidak ketika mereka diumumkan akan debut, tidak… pernah. Soojung bahkan berpikir bahwa Yoona tidak memiliki kelenjar air mata sama sekali.

“Aku tidak tahu kalau selama ini aku sudah menjadi beban hidupmu. Aku tahu kau membenciku tapi aku tidak pernah sadar bahwa aku adalah kakak yang sangat buruk untukmu. Dan maaf jika aku telah membuatmu terjebak seumur hidup dalam grup ini. Aku… aku pikir ini akan menjadi kesempatan bagi kita untuk memiliki hubungan yang lebih baik tapi sepertinya hanya aku yang berpikir begitu,” ucap Yoona dengan suara yang amat pelan. Soojung bisa mendengar dengan jelas isakan Yoona karena sangat hening disini, terutama dengan hanya ada mereka berdua saja.

Entah mengapa Soojung malah merasa bersalah. Dia sudah membuat Yoona menangis dan itu semua karena kata-katanya. Soojung memang ebrlidah tajam namun dia menyadari bahwa kata-katanya tadi memanglah sedikit kelewatan. Jika Yoona masih bisa tersenyum setelah mendengar kata-katanya barusan maka dia tentunya tidak normal.

Namun Soojung sadar bahwa ternyata kakaknya yang menyebalkan jugalah seorang manusia yang memiliki perasaan. Soojung sadar bahwa senyuman yang ditunjukkan Yoona selama ini bukanlah senyumnya yang asli. Ketika kaget, Yoona akan tersenyum. Ketika dia seharusnya sedih, marah atau kecewa, dia akan selalu tersenyum. Dan itu membuat Soojung kembali sadar bahwa itu adalah cara Yoona membentengi dirinya agar semua orang tidak tahu bahwa sebenarnya dia hanyalah seorang wanita yang… lemah. Dari luar, mereka berdua nampak amat sangat berbeda namun sebenarnya, mereka 100% sama persis. Walaupun Yoona bukanlah kakak yang baik, namun setidaknya dia mencoba.

Soojung melingkarkan kedua tangannya di bahu Yoona. Isak tangis Yoona terhenti dan dia masih berdiri membeku. “Mianhae. Maaf jika kata-kataku barusan menyakiti perasaanmu. Aku hanya kesal dan melihat wajahmu membuat semuanya keluar begitu saja. Maaf karena aku telah membuatmu menangis.” Soojung memeluk kakaknya yang kembali menangis kencang erat-erat.

Soojung mengerti sekarang kalau semua orang memiliki kekurangannya masing-masing. Ini tentu saja bukanlah salah Yoona ataupun orang lain dan tentu saja bukan kesalahannya. Hanya saja mulai saat ini, Soojug harus mulai untuk lebih membuka diri pada orang lain, keluarga, teman, dan juga kepada dirinya sendiri. Dia harus mulai mengakui semua kelemahannya.

I ship crack ships

Para pembaca lama blog ini mungkin udah pada tahu kalo aku itu shipper nya para crack ship. Apa itu crack ship? Aku secara pribadi sih ga pernah nyoba nyari tahu apa arti sebenernya dan selama ini aku cuma nyimpulin bahwa crack ship itu adalah couple ship yang ga biasanya di ship sama kebanyakan orang atau mungkin couple yang cukup rare lah bisa dibilang.

Nah, kenapa aku bisa begitu? Aku tidak tahu. Hahahahaaa… Aku juga sebenernya bingung kenapa aku selalu ngeship orang-orang/couple yang malah jarang banget berinteraksi. Mungkin karena aku suka orang-orang tersebut secara individual dan jiwa ku jadinya pengen liat gimana jadinya kalo mereka jadi couple.

Ini adalah crack ship ku. Kita mulai dari bias ku alias Yoona yaahhh~

1. LuYoon

tumblr_m3crk1IBSw1qj56c0o1_400

Disaat semua orang berseru ‘YoonHae! YoonTaec! SeoHan! LuFany!’ aku malah suka banget ngeliat Luhan di couple-in sama Yoona. Untuk sekarang jujur aja mereka couple terfavoritku. Kenapa? Karena aku banyak banget nemuin kesamaan dari mereka berdua, trus menurut mata rabun ku, muka mereka pada saat-saat dan dengan ekspresi-ekspresi tertentu itu sedikit mirip. Luhan itu bias ku di EXO-M sedangkan si dodol Yoona bias ku di SNSD. Ga salah kan kalo aku ngeship mereka?

tumblr_m6rys4F9Ny1rwfqe1o1_400tumblr_m697urGzYQ1qbjwrro1_400

Ketawa sih sah-sah aja mbak, mas, tapi ga harus sampe nganga lebar gitu juga kali. Masuk burung rajawali gimana? Baru nyaho dah atu-atu.

2. KhunA

khuna1KISS RADIO

Hohoho! Ini couple yang paling banyak aku bikin ff nya. Mungkin aku udah bikin 20 ff lebih tentang mereka berdua. Mereka ini couple pertama yang aku ship setelah aku resmi jadi k-pop-ers ditahun 2009, tepatnya udah hampir 4 tahun aku ngeship mereka. Jujur aja, sekarang banyak rumor yang bilang kalo Nichkhun itu sekarang jadian sama Tiffany. WOW! Itu lebih nyakitin dibanding waktu ‘Caby couple’ dimana mereka tukeran couple (Yoona-Taecyeon, Yuri-Nichkhun). Trus juga desas desus hubungan Yoona dan Donghae yang katanya udah 99.99% beneran jadian. Aduuhh, ginilah susahnya kalo jadi crack shipper, pemirsa. Susah buat ngeliatin moment-moment mereka dan amat sangat sering sakit hati karena couple bias sering dipasangin sama orang lain. Fufufu~

 

3. YoonFany

tumblr_mojgqpiJgV1r2409po3_250tumblr_mojgqpiJgV1r2409po4_250tumblr_mojgqpiJgV1r2409po8_250

Naaahhhh, lupain dulu bentar Yoona and the boys nya. Kali ini kita masuk ke couple cewe-cewe. Yoona dan Tiffany alias Hwang Miyoung. Ini orang berdua jujur aja udah kaya Tom and Jerry, kerjaannya hampir jarang banget akurnya. Yang satu (read: Yoona) jahilnya amit-amit, yang satunya cengeng ga mau diganggu. Dasar Yoona otaknya dodol, ngeliat Fany begitu lah dia malah tambah demen gangguin anak orang.

Now, here’s the question! What is TaeNy? kkk~ TaeNy as a couple doesn’t exist in my life dictionary. Don’t get me wrong! I love them as individual but NEVER! EVER EVER EVER as a couple. Entah kenapa aku amat sangat tidak menyukai atau bahkan bisa dibilang benci dengan couple ini. Tapi aku ga akan ngebahas hal ini lebih lanjut karena bukkan hal ini yang bakal aku omongin disini.

Yaaahh pada intinya, aku suka banget sama ni anak berdua. Tiffany itu keliatan banget sayang ke Yoona tapi ya apa mau dikata, si trouble maker ini lebih milih nunjukin rasa sayang dia ke Tiffany dengan ‘kreativitas’ nya.

tumblr_lrlhnruDHV1qij0ooo1_500Q9IDeF

BEAU: 3

aaaa

“Minggu depan kita debut,” sebuah suara dengan nada datar terdengar memenuhi ruangan

“Ya…” sambut suara lain yang sama datarnya dengan suara sebelumnya.

“Aku belum siap,” tambah suara yang lain.

“Aku juga,” suara dari orang yang berbeda kembali terdengar.

“Aku mengantuk…” ujar seorang gadis cantik yang kata-katanya sangat berbeda dari apa yang sebelumnya dikatakan oleh yang lain. Suara tawa dari sang leader terpecah diikuti oleh member yang lain. “Inilah mengapa kau dibutuhkan di grup ini,” ujar gadis berkulit gelap sambil menepuk-nepuk tangannya.

“Kenapa?” tanya gadis itu polos.

“Kau bagikan komedian di grup ini, bodoh,” jawab gadis yang mirip dengannya sambil menggelengkan kepala.

“Benarkah? Itu tandanya aku akan cocok di duinia variety,” gadis itu mengacungkan kepalan tangannya dengan bangga. Gadis berkulit gelap yang duduk disampingnya tertawa kecil, “Yoona hanya peduli dengan variety,” ujarnya sambil memeluk gadis bernama Yoona yang ada disampingnya. Yoona tersenyum lebar dan membalas pelukannya, “hanya Bora onnie yang benar-benar memahamiku.”

“Sebaiknya kita tidur. Besok kita masih harus latihan dan Suji serta Soojung harus mngukur kembali outfit mereka,” ujar sang leader. Member yang namanya disebut barusan bertanya mengapa secara bersamaan. “Tubuh kalian berubah hanya dalam waktu kurang dari 1 bulan. Suji, berat badanmu bertambah serta Soojung…” Jihyun berhenti sebentar kemudian mengangkat kedua bahunya, “aku tidak tahu apa yang salah tapi manejer oppa bilang kau juga harus ikut besok.”

Kedua magnae itu mengangguk pelan kemudian masuk ke kamar masing-masing diikuti member-member yang lain.

* * *

Suasana di dalam van terasa begitu canggung dengan hanya ada mereka berdua di dalamnya. Bae Suji dan Im Soojung. Menjadi magnae dengan usia yang sama nampaknya tidak membuat mereka berdua gampang untuk menjadi lebih dekat, walaupun faktanya mereka telah menjadi room-mate selama hampir 1 bulan ini.

Suji lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar Jieun dibandingkan dikamarnya sendiri sedangkan Soojung menghabiskan waktu lebih banyak diruang latihan. Disaat semua member BEAU sudah pulang ke dorm, Soojung bersikeras memaksa untuk tinggal dan meneruskan latihan sendirian. Terkadang dia tinggal karena ingin menghabiskan aktu lebih lama bersama Sehun.

Soojung menghela nafas berat. Dia sangat membenci situasi canggung seperti ini. Dia lebih memilih untuk terjebak bersama kakaknya yang bodoh dbandingkan dengan orang yang sama sekali tidak bisa untuk diajak bicara. Suji menolehkan kepalanya sebentar kemudian mengalihkan kembali perhatiannya pada smartphone yang ada ditangannya.

Soojung sudah tidak tahan lagi. Dia meilirik ke arah Suji sesekali dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Dia ingin mengajak Suji untuk mengobrol tapi bagaimana jika akhirnya hal itu akan membuat situasi menjadi lebih canggung?

“Apa kau ingin mengatakan sesuatu?” suara lembut Suji benar-benar terdengar seerti suara guruh yang besar ditelinga Soojung. Gadis cantik itu mendadak merasakan peluh jatuh perlahan dari dahi dan mengalir di pipinya. “Ehm.. a-ak..u..” Soojung mengutuk dirinya sendiri karena telah menjadi orang yang bodoh. Ayolah Soojung, dia adalah orang yang kelak akan kau lihat seumur hidupmu.

“Aku sedang melihat foto teaser kita. Aku sangat menyukai foto ini, kita terlihat sangat cantik,” seakan dapat membaca pikiran Soojung, Suji dengan ceat memberikan handphone nya ada Soojung yang masih menyusun kata-kata dalam otaknya. Soojung dengan senyum kecil mengambil handphone yang disodorkan Suji dan senyumnya sedikit mengembang ketika mendaati foto dirinya dan Suzy yang saling merangkul satu sama lain. Foto itu merupakan foto teaser yang drilis 2 hari yang lalu. Semua member berpose di sebuah kamar tidur dengan nuansa serta outfit yang serba putih. Selain foto individual, para member juga berpose dengan member lain yang tahun lahirnya sama dan dalam hal ini tentu saja Jihyun-Bora-Yoona (walaupun Yoona memanggil keduanya dengan panggilan ‘onnie’, Yoona tetap berpose dengan mereka karena lahir di tahun yang sama), Jieun-Jiyeon dan tentu saja para magnae Suji-Soojung.

“Aku rasa kita terlihat lebih tua daripada para onnie,” Soojung terkekeh kecil disambut suara tawa Suji, “aku juga berpikir begitu. Kita magnae tapi sepertinya para onnie terlihat lebih muda dari kita.”

Soojung menggangguk, “terutama Yoona. Bagaimana mungkin dia terlihat seerti anak SD?”

“Aku menyukai Yoona onnie. Kau sangat beruntung memiliki kakak seperti dia. Walaupun kau sering memarahinya tapi aku tahu kau sangat menyayanginya,” Suji berucap pelan. Soojung terdiam mendengar kata-kata Suji. Dia sadar betul bahwa semua orang menyukai kakaknya. Soojung tidak bisa menyalahkan Yoona karena dia memang memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengannya. Yoona adalah gadis yang sangat cantik, ramah dan baik. Yoona tidak pernah bersikap ketus kepada orang lain dan selalu terbuka. Semua orang memiliki kesan pertama yang baik terhadap Yoona sedangkan dirinya? Sehun bahkan membencinya selama hampir 1 tahun.

“Walaupun sikap kalian benar-benar berbeda, tapi aku yakin kau sama baiknya dengan Yoona onnie. Hanya saja, “Soojung terlonjak kaget ketika Suji tiba-tiba menggenggam tangannya dan memberinya sebuah senyuman hangat. “…kau hanya perlu sedikit lebih terbuka, Soojung-ah. Kita adalah tim sekarang dan suka atau tidak, kita akan selalu bersama-sama selamanya.”

Soojung dapat merasakan ketulusan hati Suji. Selain wajahnya yang sangat cantik, Suji juga memiliki hati yang sangat baik. Dia tentunya adalah favorit dari para onnie, bahkan SNSD onnie-deul sangat menyayangi Suji. Yunho oppa sering mentraktir Suji makan makanan enak dengan alasan bahwa mereka berasal dari kampung halaman yang sama tapi Soojung tahu betul bahwa Yunho oppa menyukai Suji karena dia adalah orang yang sangat baik.

Jujur saja, Soojung amat sangat merasa tertekan berada dalam grup ini. Tidak hanya karena berada di grup yang sama dengan kakaknya sendiri tapi juga bersama dengan member-member yang lain. Soojung lebih memilih untuk debut secara solo, bukan karena dirinya egois atau menginginkan spotlight untuk dirinya sendiri tapi karena Soojung tidak ingin merasakan tekanan dari member yang lain. Orang-orang pasti akan mulai membandingkan dirinya dengan member yang lain seperti ‘bagaimana mungkin Soojung terlihat lebih tua dari Jihyun’ atau ‘Jieun memiliki suara yang lebih bagus dari Soojung’ atau bahkan ‘Soojung terlihat seperti octopus ditengah-tengah member yang lain. Dia tidak cocok berada dalam grup dengan visual seperti itu’. Dan yang paling ditakutkan Soojung adalah bahwa dirinya pasti akan dibanding-bandingkan dengan kakaknya sendiri yang tentu saja sangatlah sempurna.

“Sebenarnya…” suara Suji membuyarkan pikiran kemelut Soojung. “…kau tidak perlu ikut fitting outfit denganku hari ini. Hanya saja…” kata-kata Suji kembali menggantung. Soojung dengan sabar menunggu Suji untuk kembali bicara. Dia tidak ingin memotong kata-kata Suji walaupun sebenarnya dia tidak begitu tertarik dengan apa yang akan dikatakan Suji.

“Tidak ada yang salah dengan outfit-mu Soojung-ah, aku meminta manajer oppa untuk mengajakmu ikut denganmu karena aku menginginkan waktu berdua saja denganmu.”

Kata-kata Suji cukup mengejutkan Soojung. Dia tidak tahu bahwa Suji memiliki keinginan untuk bergaul dengannya. Selama ini dia hanya berpikiran bahwa Suji tidak memiliki keinginan untuk bisa akrab dengannya, sama seperti Soojung yang tidak peduli untuk bisa akrab dengan siapapun. Soojung, dalam hati kecilnya, mengakui bahwa usaha Suji kali ini membuatnya tersentuh. Walaupun akan lebih mudah jika Suji menghampirinya untuk bicara di kamar tidur atau mengajaknya untuk makan siang bersama namun caranya cukup unik dan apapun itu Soojung merasa… senang.

Soojung tidak terlalu memiliki banyak teman. Orang yang betul-betul dekat dengannya hanyalah Victoria dan Luna, dia hanya beberapa kali mengobrol dengan Sulli maupun Krystal walaupun mereka berempat seumur. Soojung juga dekat dengan Sehun dan Yoona walaupun sebenarnya mereka berdua sama sekali tidak masuk dalam list karena Sehun adalah kekasihnya dan Yoona adalah kakaknya.

Soojung memutuskan untuk tidak terlalu banyak berpikir lagi. Kenapa memangnya jika dia tidak memiliki banyak teman? Seperti kata Suji, dia hanya perlu untuk mulai membuka dirinya sedikit demi sedikit. Soojung tersenyum lembut pada Suji, “terimakasih karena kau telah berusaha untukku. Mulai dari sekarang, aku harap kita bisa menjadi sahabat mulai dari sekarang,” disambut dengan senyuman dan pelukan dari Suji.

* * *

Jieun menghembuskan nafas berat seraya jari-jarinya sibuk memainkan mouse dan matanya yang tidak dapat terlepas dari layar komputer. Setelah teaser dan foto mereka yang dirilis setiap hari, para netizen nampaknya semakin menggila dengan komentar mereka. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa SM mengeluarkan usaha yang sia-sia dengan mendebutkan grup ini. Beberapa dari mereka bahkan berprasangka bahwa mereka akan menggantikan SNSD dan F(x) dan berencana untuk memboikot debut mereka. Ada ula yang bahkan mengancam akan memberi mereka racun apabila nantinya mereka mencoba untuk mendekati para idol pria di SM. Untuk hal yang satu ini Jieun cukup merasa geli sebenarnya. Apa yang kira-kira akan mereka lakukan apabila hubungan Yoona dan Soojung terbongkar keluar? Apa yang akan terjadi jika mereka tahu bahwa Yunho menyukai leader BEAU dan bagaimana jika mereka tahu bahwa dirinya dan Kyungsoo adalah mantan sepasang kekasih?

Kyungsoo. Senyuman kecil terlukis di wajah cantik Jieun setiap kali dia mengingat nama itu. Dirinya tidak menyesali keputusan yan gtelah dibuatnya untuk berpisah dari Kyungsoo. Mereka berdua harus debut dan menjadi sepasang kekasih hanyalah akan menjadi pemecah konsentrasi mereka. Walaupun telah berpisah namun keduanya tetap saling berteman baik hingga sekarang. Kyungsoo adalah orang yang pertama kali Jieun telpon setelah dirinya dan member yang lain diputuskan untuk segera debut, Kyungsoo juga adalah orang pertama yang menelponnya setelah teaser BEAU keluar.

Jieun tertawa kecil. Apa yang sedang aku pikirkan? Aku harus kembali fokus, konsentrasiku tidak boleh terpecah!

“Kau sedang apa?” tanya Jiyeon dengan semangkuk besar sereal ditangannya. “Ya, kau tidak seharusnya makan sereal itu,” jieun mengingatkan.

Jiyeon mengerutkan bibir dan keningnya. “Kenapa?” protesnya. Jieun memandang wajah sahabatnya dengan tatapan tidak percaya, “kau harus diet, bodoh. Ingat! Debut kita tinggal 5 hari lagi dan yang kau lakukan tidak lain hanyalah makan.”

“Tapi Bora dan Yoona onnie selalu makan banyak,” Jiyeon kembali protes. Jieun berdiri dari kursinya dan merampas mangkuk di tangan Jiyeon dengan paksa. “Mereka berbeda! Berat badan mereka tidak akan bertambah sebanyak apapun mereka makan sedangkan kau..” Jieun mengacungkan jari telunjuknya ke wjah Jiyeon. “Aigoo, lihat wajahmu yang sudah mulai membengkak.”

Jiyeon terbelalak kaget dan buru-buru mengambil cermin kecil yang selalu dia simpan di sakku celananya. Jiyeon mendesah pelan karena aa yang dikatakan Jieun benar. “Aku harus mulai diet dari sekarang.”

[One-Shot] Choco Mint

chocolate_mint icecream

 

“Hyung, apa kau tidak bosan dengan makanan itu?” Kai mengernyitkan dahinya ketika melihat member kedua tertua dalam EXO memasukkan sesendok besar ice cream ke dalam mulutnya.

“Apa?” tanya member yang lebih tua.

“Kau selalu memakan ice cream setiap hari, terlebih dengan rasa yang selalu sama. Apa kau tidak muak?” ulang Kai. Luhan menghampiri Kai dan duduk disampingnya. “Sekarang aku yang bertanya padamu. Tidakkah kau merasa lelah menari setiap hari?”

Kai terkekeh mendengar pertanyaan Luhan yang menurutnya sangat kekanak-kanakan, “bagaimana mungkin aku muak karena melakukan hal yang aku sukai?”

“Itu lah intinya. Aku juga tidak pernah muak memakan makanan yang aku suka.”

* * *

“Ini dia, Yoong.” ucap Taeyeon sambil menyodorkan sebuah cup kecil berisi ice cream kepada Yoona.

“Gumawo onnie~” jawab Yoona dengan aegyo nya yang ‘megganggu’.

“Aku bersumpah akan menjahit mulutmu jika kau masih berbicara dengan nada itu lagi.” Sunny, yang tengah duduk disudut ruangan menggeram.

“Wae? Itu sangat imut dibandingkan dengan aegyo mu,” bela Jessica.  Sunny memandang Jessica dengan takjub dan menggelengkan kepalanya, “kau benar-benar mencintai ‘anakmu’ kan?”

“Lagi pula apa yang salah dengan aegyo ku, onnie? Aku tidak pernah marah ketika kau menunjukkan aegyo mu,” Yoona mencibirkan lidahnya ke arah Sunny, membuat Sunny melemparkan slipper nya ke arah Yoona dan mengakibatkan sesuatu yang benar-benar fatal terjadi.

“ONNIEEEEEE!!!!!” Yoona teriak sekuat mungkin ketika menyadari ice cream yang ada ditangannya jatuh karena slipper milik Sunny. Mulut serta mata Sunny terbuka lebar ketika dirinya menyadari kekacauan apa yang telah dibuatnya. Dia telah membuat Yoona menjatuhkan barang paling berharga miliknya saat ini. Selagi Yoona masih tercengang melihat ice cream kesayangannya yang sekarang berserakan di lantai, Sunny secara pelan-pelan menyelinapkan tubuh kecilnya ke balik tubuh Fany dan dengan cepat keluar dari tempat kejadian perkara demi hidupnya yang berharga.

* * *

“Aku bersumpah aku akan membunuhnya jika saja dia tidak lebih tua dariku,” Yoona menggerutu di sepanjang perjalanannya menuju sebuah toko ice cream yang berada tepat di seberang gedung SM. Yoona dengan hati-hati menyebrangi jalan kemudian memasuki toko ice cream itu dengan ekspresi wajah yang sudah berubah total, 180 derajat.

“Selamat datang,” sapa si penjaga toko. Yoona memberikan senyuman dan menundukkan sedikit kepalanya dan dengan segera mempercepat langkahnya ke kasir. “1 choco mint,” ujar Yoona kepada kasir. “Apa Anda ingin makan disini atau untuk dibawa pulang?” tanya penjaga kasir itu. Yoona berpikir sebentar. Jika dia memakan ice cream itu di kantor maka itu sangat akan berisiko mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. “Aku akan makan disini.” jawab Yoona.

Yoona mengambil tempat duduk tepat disamping jendela besar agar dia bisa menikmati pemandangan luar sambil menyantap ice cream nya.

“Selamat datang.”

Yoona memutar kepalanya ke arah pintu masuk dan mendapati sesosok pria yang familiar dimatanya. Pria itu menggunakan hoodie berwarna abu-abu dengan topi dan sebuah kacamata besar di wajahnya. Yoona terus memandangi pria itu hingga akhirnya dia melihat pria itu membawa sebuah cup besar berisi ice cream dan Yoona memutuskan untuk memanggilnya. “Luhan-ssi.”

Pria bernama Luhan sedikit kaget mendengar sebuah suara yang memanggil namanya. Luhan mengedarkan pandangannya hingga akhirnya dia mendapati Yoona yang tengah melambaikan tangan kanannya kearahnya. Luhan berjalan menghampiri Yoona ketika gadis itu memberi sinyal padanya agar mendekat.

“Annyeonghasyo, sunbae-nim,” sapa Luhan sopan. Yoona tersenyum lebar dan sekali lagi mengibas-ibaskan tangannya, mengisyaratkan Luhan untuk duduk. “Ayo duduk,” ujar Yoona semangat. “…dan kau juga tidak perlu memanggilku ‘sunbae-nim’, cukup dengan Yoona.”

“Ah, y-ye… sun- Yoona-ssi.” jawab Luhan gugup. Yoona terkekeh melihat tingkah laku Luhan, “tahun berapa kau lahir, Luhan-ssi?” tanya Yoona.

“Aku lahir di tahun 1990,” jawab Luhan pelan sambil memasukkan sesendok ice cream ke mulutnya.

“Aaah, benarkah? Itu tandanya kau dan aku seumur! Di bulan apa kau lahir?” tanya Yoona sekali lagi.

“Aku lahir di 20 April.”

Yoona mengangguk. “Kalau begitu kita seumur, hanya saja kau 40 hari lebih tua dariku.” Luhan menggangguk. Yoona menjulurkan tangannya pada Luhan ditambah dengan senyumannya yang lebar, “kalau begitu maukah kau menjadi temanku?” tanya Yoona bersemangat. Luhan sedikit tertegun dengan sikap Yoona yang menurutnya sangatlah terang-terangan. Luhan agak ragu apakah dia harus menjabat tangan Yoona dan menerima ajakannya untuk berteman atau-

“Ayolah… Apa kau tidak mau menjadi temanmu? Tenang saja! Apapun yang Minseok atau Wufan katakan tentangku kau tidak perlu mempercayainya. Jika mereka bilang padamu bahwa aku selalu minta mereka untuk mentraktirku makan maka itu tidak benar! Kau harus percaya padaku, Luhan-ssi.”

Luhan sangat kaget melihat sikap Yoona saat ini yang menurutnya… benar-benar lucu. Gadis yang imut.

“Lagi pula sesama deer harus saling berteman satu sama lain, kan?” Yoona membeikan senyuman nakalnya pada Luhan. Luhan tertawa ekcil kemudian menjabat tangan Yoona. “Senang bisa berteman denganmu, Yoona-ssi.”

Yoona tertawa dengan mulut terbukanya, “senang berteman denganmu juga, Luhan-ssi.”

Keduanya terus mengobrol sambil menghabiskan ice cream mereka. “Ngomong-ngomong, ice cream rasa apa yang kau pesan?” tanya Yoona pada Luhan sambil melihat ke arah cup milik pria itu yang telah kosong.

“Oh, aku? Choco mint.”

“Aku juga memesan rasa itu! Chocomint adalah rasa favoritku.”

“Benarkah? Sepertinya selara kita sama.” ujar Luhan tersenyum.

“Iya. Sepertinya kita harus lebih banyak bergaul mulai dari sekarang,” ujar Yoona ramah. “Dan tentunya kau harus lebih sering mentraktirku makan ice cream disini,” Yoona mengedipkan sebelah matanya pada Luhan. Pria itu tertawa kecil sambil memasukkan sesendok ice cream ke mulutnya.

“Aku tidak bercanda, Luhan-ssi,” Yoona menatapnya dengan serius meninggalkan ekspresi bingung diwajah Luhan.

BEAU: 2

 

“Hari ini kalian belum memiliki schedule apapun. Kangta-ssi menyuruh kalian untuk beristirahat penuh hari ini jadi kalian sebaiknya memanfaatkan hal ini untuk beres-beres dan setelah itu beristirahat. Aku akan kembali kira-kira 1 jam lagi dengan makan siang kalian. Aku tahu handphone kalian sudah disita tapi ini,”  manager mereka menyerahkan salah satu handphone miliknya kepada Jihyun “gunakan ini untuk berjaga-jaga selama aku pergi.”

“Ne. Khamsahamnida oppa.” Jihyun diikuti member yang lain menunduk pada manager baru mereka. Pria itu menghembuskan nafas beratnya dan menatap ke 7 gadis yang da dihadapannya. “Aku tahu saat ini kalian pasti merasa sangat gembira, bingung, shock dan takut secara bersamaan. Mulai hari ini, kalian tidak akan pernah kembali ke kehidupan normal kalian walaupun nantinya kalian tidaklah lagi menjadi idol atau memutuskan untuk keluar yang tentu saja ku harap itu tidak akan pernah terjadi. Jadi aku harap kalian mempersiapkan diri kalian matang-matang. Dan Jihyun, aku yakin kau menyadari dengan baik beban yang kau pikul sebagai leader. Walaupun aku bukanlah orang yang tepat untuk memberimu nasihat, tapi mulai sekarang, hari ini, hingga tahun-tahun kedepan kita akan memiliki tanggung jawab yang sama besar. Dan para magnae,” pria itu berganti menatap ke arah Soojung dan Suzy, “aku harap kalian berdua tidak banyak menimbulkan masalah bagi member-member yang lebih tua.”

“Aku yakin dengan hal itu seratus persen, oppa. Yang perlu kau khawatirkan adalah choding di sebelah sana.” Bora dengan bercanda menunjuk ke arah Yoona yang berdiri paling ujung. “Onnie!” Yoona berteriak protes.

“Ah, Yoong. Aku sudah tahu persis bagaimana kepribadianmu. Reputasi mu pun telah dikenal dengan baik oleh semua orang di SM. Coba kuingat-ingat. Ehm… Kau pernah beberapa kali bolos kelas menari, kau juga pernah meyalakan alarm kebakaran yang menyebabkan semua orang panik dan berlari keluar. Aku juga salah satu korban dari dampak kreativitasmu. Kau ingat tahun lalu ketika menyalakan kembang api tepat disebelahku. Dokter sampai menyarankan agar aku menerima perawatan di Rumah Sakit. Kau juga pernah melempar kue tart ke wajah Lee Soo Man sonsaeng-nim kan?”

“Oppa! Itu semua kecelakaan. Itu semua murni karena ketidaksengajaan.” Yoona bersuara untuk membela dirinya sementara Soojung yang berdiri disampingnya menyikut lengannya agar kakak perempuannya tetap diam.

“Soojung-ah. Aku tahu aku tidak seharusnya mengatakan hal ini tapi aku mohon jagalah Yoona dengan baik. Jangan biarkan dia membakar apartemen ini dengan kedua tangannya. Dan juga jangan biarkan kreativitas serta rasa keingintahuannya membahayakan nyawa kalian semua.”

“OPPA!”

“Kalau begitu aku rasa sebaiknya aku segera pergi. Kalian pastinya sudah lapar kan?” para gadis menjawab dengan anggukan. “Bersihkan dorm ini dengan baik dan jangan lupa bersihkan pula kamar kalian masing-masing. Kalian telah mendapat roommate masing-masing jadi aku harap kalian semua bisa hidup akur dan saling membantu. Magnae, apa ada yang ingin kalian sampaikan atau keluhkan?” para magnae menggeleng.

“Kalau begitu aku pergi dulu. Annyeong.”

Ketujuh gadis itu menutup pintu dorm mereka setelah manager mereka pergi. Jihyun menepukkan tangannya beberapa kali untuk mendapat perhatian dari member yang lain. “Bagaimana kalau kita melihat kamarnya sekarang dan membaginya?” member yang lain mengangguk.

Mereka secara bersama-sama memasuki kamar yang pertama: kamar yang cukup besar untuk 2 orang. Kamar itu berisi 2 single bed dan 2 buah lemari dengan 1 meja rias serta kursi santai yang terletak di sudut ruangan. Kamar itu juga dipenuhi dengan nuansa pink.

Setelah puas melihat-lihat, para gadis itupun memasuki kamar kedua: kamar yang lebih besar dari yang sebelumnya mereka masuki. Kamar ini juga memiliki 3 tempat tidur. Kamar ini memiliki 1 lemari yang sangat besar, lebih besar dari 2 lemari yang digabungkan di kamar sebelumnya serta 1 meja rias dan bernuansa pink.

“Woaah, kamar-kamar ini sangat cantik.” gumam Jieun.

Setelah itu mereka akhirnya memasuki kamar terakhir. Kamar terakhir memiliki furnitur yang sama dengan kamar yang pertama. Yang membedakan hanyalah cat dindingnya yang berwarna pink yang lebih muda. Sesudah menyelesaikan tur mereka yang diakhiri dengan kunjungan di dapur dan kamar mandi, Jihyun akhirnya mengumpulkan seluruh member di ruang tengah.

“Aku rasa kamar yang paling besar sudah jelas merupakan kamarku, Jieun dan Bora. Kamar pertama dan ketiga memiliki besar yang sama. Apa kalian berempat–”

“Kami ingin kamar yang pertama!” Jiyeon dan Yoona berteriak sambil mengacungkan tangan mereka secara bersama-sama. Soojung hanya berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan sikap kekanak-kanakan Yoona.

“Magnaes, apa kalian tidak keberatan?” tanya Jihyun. Soojung dan Suzy berdiam sambil bertukar pandang kemudian Soojung dengan santai hanya mengangkat bahunya sementara Suzy mengangguk dengan senyum. “Kalau begitu masalah pembagian kamar sudah selesai jadi aku rasa sekarang sebaiknya kita membereskan kamar serta barang-barang kita masing-masing. Setelah itu kita akan berkumpul lagu disini karena masih ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan dengan kalian. Apa kalian mengerti?”

“Nee…” jawab mereka dengan patuh.

 

* * *

 

“Jiyeon-ah.”

“Ehm?”

“Aku rasa kau lebih pantas menjadi adikku dibanding Soojung.”

“Ah, benarkah? Waeyo onnie?”

“Sifat kita begitu irip, Jiyeon-ah.”

“Benar, onnie! Aku sempat berpikir bahwa kau adalah saudaraku yang hilang. Aku sangat kaget ketika tahu bahwa golonga darahmu adalah B, aku kira kau memiliki golongan darah yang sama denganku.”

“Aku telah sering mendengar hal itu.”

Yoona meletakkan kopernya di atas lemari setelah semua pakaiannya di susun rapi di dalam lemari.

“Waaahh, tenagamu benar-benar kuat!” Jiyeon berdecak kagum kepada Yoona yang tersenyum bangga. “Onnie, aku rasa akan sangat banyak idol pria yang akan menyukaimu.” Jiyeon berucap pelan sambil masih memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari.

“Benarkah?”

Jiyeon mengangguk. “Kau sangat cantik, langsing dan baik. Aku rasa pasti akan sangat banyak pria yang menyukaimu.”

Yoona tertawa lebar setelah mendengar kata-kata Jiyeon namun tidak lama kemudia dia menggelengkan kepalanya dengan tegas, “aku sudah memiliki kekasih yang sangat menyukaiku.”

Jiyeon berhenti menyusun pakaian dan langsung menghampiri Yoona yang sedang duduk di kasurnya. Gadis itu menatap Yoona dalam-dalam, seakan dia sedang berusaha membaca pikiran gadis yang lebih muda. “Onnie, sudah berapa lama kau berkencan dengan Luhan oppa?”

Yoona menghitung dengan jarinya, “kalau dihitung-hitung, aku dan dia mulai berpacaran saat musim dingin tahun 2010 jadi hampir 2 tahun.”

“Daebak! Aku juga ingin memiliki pacar.” Jiyeon mengerutkan bibirnya.

“Jika kau ingin memiliki pacar maka carilah pacar untukmu sendiri! Kau begitu sibuk menjodohkan semua orang sehingga kau sendiri tidak memiliki pacar!” Yoona memukul pelan kepala dongsaeng nya.

“Mungkinkah? Mungkin sekarang saatnya aku berhenti menjadi match maker dan mulai mencari pacar untuk diriku sendiri.” Jiyeon menganggukkan kepalanya beberapa kali. ‘Aku benar-benar perlu mencari pacar.’

 

* * *

 

“Onnie, bolehkah aku memilih kasur yang ini?” tanya Jieun pelan sambil menunjuk tempat tidur yang terletak paling ujung. Jihyun dan Bora mengangguk tanpa berkata apa-apa. “Gumawoeyo onnie.”

“Kau tidak terlihat begitu senang dengan debut ini,” ujar Bora pelan pada Jihyun. Jihyun sedikit kaget mendengar kata-kata Bora namun dengan cepat dia menggeleng dan mengatakan bahwa itu hanyalah perasaannya saja. Tidak ingin membahas hal ini lebih lanjut, Bora menghampiri Jiyun dan meletakkan sebelah tangannya di pundak sang leader, “aku tahu hal ini terkesan sangatlah buru-buru dan kau belum siap untuk menjadi leader tapi percayalah, kau bisa melakukannya. Kami semua akan selalu berada disampingmu jadi kau tidak perlu khawatir semua tanggung jawab ini akan kau tanggung sendirian.”

Jihyun tidak dapat mengatakan apa-apa namun dari tatapan matanya, Bora dapat merasakan bahwa Jihyun, sang leader, mengucapkan banyak terimakasih padanya.

 

* * *

 

27 hari telah berlalu dan ketujuh gadis-gadis ini telah menyelesaikan rekaman sekaligus shooting MV untuk debut mereka. Lee Soo Man sangat bangga karena nyatanya BEAU dapat menyeleaikan sisa rekaman mereka dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu, 9 hari lebih tepatnya yang disusul 3 hari untuk shooting video klip. SMEnt telah merilis 7 teaser video semuanya mendapat respon yang cukup baik. Tidak terlalu sebenarnya. Disamping komentar positif, para gagis-gadis ini juga menerima komentar negatif terutama Jiyeon.

Kemiripan wajahnya dengan aktris Kim Tae Hee nampaknya menjadi boomerang bagi Jiyeon sendiri. Walaupun banyak yang memuji betapa cantik dirinya, tidak sedikit pula yang memaki Jiyeon dan berkata bahwa dia telah mengoperasi plastik wajahnya demi terlihat mirip seperti Kim Tae Hee. Untungnya, Jiyeon tidaklah terlalu terpengaruh dengan hal ini walaupun sesekali dia akan mengurung dirinya di kamar dan menangis diam-diam.

Untung bagi Bora dirinya tidak menerima banyak komentar kebencian melainkan rasa kagum orang-orang dengan figurnya yang seksi, warna kulitnya yang kecokelatan serta wajahnya yang cantik dan menarik. Banyak yang mengatakan bahwa dia adalah ‘2nd Yuri’ dalam kategori ‘seksi’.

Dilain sisi, Jieun mendapat sambutan baik karena penampilannya yang lucu dan menarik. Disamping parasnya yang lucu, orang-orang juga dibuat kagum dengan kemampuan vokal nya yang tidak main-main. Jieun juga dikenal sebaga ‘sahabat Luna’ melalui foto-foto dirinya dan f(x) Luna yang tersebar di internet.

Member lain yang banyak mendapat komentar kebencian adalah Soojung. Wajahnya yang dingin dan terkesan angkuh membuat banyak netizen berkomentar bahwa Soojoung tidaklah terlihat ramah. Terlalu cepat untuk menilai tentunya namun Soojoung mengerti betul bagaimana sulitnya untuk memenuhi ekpektasi dari netizen-netizen Korea jadi dirinya memutuskan untuk tidak menghiraukan komentar-komentar bodoh itu.

Magnae Suzy tentunya menuai banyak pujian karena wajahnya yang innocent. Kulitnya yang putih bersih, tinggi dan wajahnya yang cantik membuat Suzy banyak dicintai bahkan sebelum dia debut. Satu-satu nya komentar yang membuatnya sedih adalah ‘aku harap Suzy bisa menurunkan berat badannya’ dan dengan itu dia sudah memiliki julukan untuknya dari netizen: giant baby.

Leader Jihyun tentu saja menjadi favorit para netizen. Paras cantik dan keibuan serta senyum yang menawan nan misterius membuat banyak netizen penasaran dengannya. Karena hal itu, Jihyun mendapatkan julukan ‘charismatic leader’ dari netizen. Hal itu untungnya membangkitkan rasa percaya diri Jihyun.

Member terakhir yang diungkapkan adalah Yoona. Yoona yang sudah lebih dulu dikenal sebagai ‘SHINee’s Julliete’ berhasil membuat dirinya mendapatkan nama panggilan ‘goddess Im’ dari netizen. Tentunya mereka kaget ketika mengetahui bahwa Yoona dan Soojung adalah saudara kandung dan tentu saja, netzen mulai membanding-bandingkan keduanya. Beberapa memihak pada Yoona dan tidak sedikit pula memihak pada Soojoung.

“Sekarang aku mengerti kenapa SNSD onnie sering menangis di awal-awal debut mereka,” Jieun berkata pelan.

“Tidak hanya dulu. Bahkan hingga saat ini mereka masih sering merasa sedih karena komentar-komentar ini,” sambung Bora yang merupakan sahabat baik Sooyoung dari SNSD.

“Bahkan sebelum mereka mengenal kita, mereka menilai kita seakan-akan mereka sudah megenal kita selama berpuluh-puluh tahun,” tambah Yoona.

“Kau beruntung orang-orang mencintaimu onnie. Lihat aku? Apa aku meminta agar wajahku mirip dengan Kim Tae Hee?” suara serak Jiyeon terdengar dari sudut ruangan. Matanya sembab karena banyak menangis dan hidungnya pun merah. Jihyun berdiri dan meghampiri Jiyeon kemudian memeluknya, “kau tidak perlu khawatir dengan semua komentar itu. Mereka hanya menilai murni berdasarkan penampilan luar kita. Setelah kita debut, kita akan memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada mereka siapa kita sebenarnya.”

“Betul. Lagi pula mereka tidaklah pantas untuk kita pedulikan. Mereka hanyalah orang bodoh yang-”

“Soojung!” Yoona menghentikkan adiknya yang mulai terbawa emosi.

“Apa? Apa aku salah bicara? Mereka memanggilku ‘kurang ajar’ hanya karena aku tidak tersenyum di foto itu!” jawab Soojung.

“Aku rasa mereka sama sekali tidak salah,” sahut sebuah suara. Ketujuh gadis itu memutar kepala mereka dan mendapati beberapa senior mereka yang tengah tersenyum lebar.

“LEE HYUKJAE!” Soojoung meninggikan suaranya. Pemilik suara itu hanya tertawa lebar, “lihat kan? Mana ada junior yang membentak seniornya seperti itu.”

“OPPA!”

“Aigoo~ Sehun pasti memiliki banyak masa-masa sulit selama dia menjadi pacarmu,” Eunhyuk kembali tertawa keras sedangkan Soojoung hanya bisa menggeram.

“Sudah cukup,” ujar Yunho yang membuat tawa Eunhyuk mereda dan menjadi sebuah senyuman nakal. Soojoung bersumpah jika tidak ada Yunho maka semua gigi Eunhyuk akan lepas dari gusi nya sehingga senyum bodohnya bisa hilang dari wajah monyetnya.

“Jihyun, aku ingin bicara padamu,” panggil Yunho pada Jihyun yang sedang merangkul Jiyeon.

“Wooo~” semua orang yang ada diruangan itu langsung mengolok-olok Yunho, membuat wajah pria itu merah. “Apa? Aku hanya ingin bicara padanya.”

“Bicaralah disini, hyung!” goda Kyuhyun.

“YA!” bentak Yunho disusul tawa dari Eunhyuk, Minho dan Jonghyun. Jihyun berdiri dan berjalan menghampiri Yunho kemudian keduanya berjalan keluar ruangan disusul dengan suara ‘woooo~’ dari yang lain. “Yunho oppa terlihat begitu menyukai Jihyun onnie,” ujar Suzy.

“Ya, dia begitu terang-terangan menyukai Jihyun noona,” tambah Jonghyun.

“Dan onnie begitu bodoh untuk menyadarinya,” tutup Soojoung disambut anggukan dari semua orang.

 

* * *

 

“Kau ingin bicara apa, oppa?” tanya Jihyun setibanya mereka sampai di atap gedung SMEnt. Yunho tersenyum lembut pada Jihyun yang terlihat begitu bingung. “Aku dengar kau sudah tidak lagi stress denga posisimu sebagai leader.”

Jihyun tersenyum lebar dan mengganggukkan kepalanya, “nampaknya member-memberku sering melapor padamu.” Yunho tertawa lembut sambil menggaruk-garuk kepalanya, “ya, mereka seringkali mencurahkan keluh kesah mereka padaku setelah Teukie hyung menjalani wajib militer nya. AKu tidak tahu apakah aku melakukan kerja yang baik sebagai ‘ayah’ mereka.”

Jihyun memberikan senyuman lembutnya pada Yunho dan megangguk, “kau melakukannya dengan baik, oppa.”

“Begitu juga kau. Aku tahu leader adalah sebuah peran yang berat tapi aku yakin kau pasti bisa melakukannya. Tugasmu bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan Taeyeon atau Victoria. Taeyeon memimpin 8 gadis yang lebih besar dan lebih ribut darinya dengan tubuhnya yang pendek sedangkan Victoria harus memimpin keempat gadis dengan background budaya yang berbeda terlebih lagi dia bukanlah berasal dari Korea. Jika kedua gadis itu dapat melakukannya dengan baik dan berhasil maka begitu juga denganmu.”

“Aku tahu, oppa. Aku telah banyak memikirkan hal ini, bagimana cara memimpin grup ini agar kami bisa menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik. Mereka adalah alasan dimana aku bertahan sampai saat ini, para memberku. Mereka percaya padaku dan itu tandanya aku tidak boleh mengecewakan mereka,” jawab Jihyun dengan percaya diri. Yunho tersenyum lebar dan mengelus-elus lembut kepala Jihyun, “aku senang kau sudah lebih percaya pada dirimu sendiri dibandingkan dengan sebelumnya. Kau menelponku di tengah malam dan menangis. Aku berpikir saat itu kau sedang berkelahi dengan sekelompok gangster tapi nyatanya kau hanya–”

“Ssssttt… Jangan bahas hal itu lagi, oppa,” Jihyun tersipu malu. Yunho sekali lagi tersenyum melihat gadis kecil dihadapannya yang sekarang sudah tumbuh dewasa. Ya, Yunho memang tidak dapat berhenti tersenyum jika Jihyun ada disampingnya.

 

-TBC-

[One-Shot] The Only One

Im YoonaXi Luhan

 

Cahaya redup matahari  terasa sangat pas menggambarkan suasana hati sepasang pria dan wanita yang tengah terduduk diam berhadapan satu sama lain. Sudah hamper 2 tahun sejak keduanya terakhir bertemu dan matahari yang memancarkan suasana hangat pun tidak dapat menutupi rasa canggung yang tengah menyelimuti diantara mereka.

“Apa kabarmu?”

Adalah satu-satunya hal yang keluar dari mulut sang pria setelah berdiam diri selama hampir 15 menit. Sang wanita, tanpa mengangkat kepalanya sama sekali, hanya mengangguk dan menjawab dengan suara lembutnya, “aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?”

Sang pria memberanikan dirinya untuk memandang sosok wanita yang ada dihadapannya. Wanita itu sama sekali tidak berubah. Wajahnya masih sama seperti saat 2 tahun yang lalu, hari dimana dia piker itulah kali terakhir ia dapat melihatnya. Satu-satunya yang berubah dari wanita itu hanyalah rambutnya yang tumbuh semakin panjang.

2 tahun yang lalu, dia sering menyarankannya agar memelihara rambutnya hingga panjag agar dia bisa terlihat lebih feminine tapi sang wanita menolak dengan mengatakan ‘memiliki rambut yang panjang bukanlah hal yang aku sukai’ walaupun pria ini duah memintanya beratus-ratus kali.

“Kau… memanjangkan rambutmu,” pria itu sekali lagi mengeluarkan suaranya dan kembali dibalas dengan sebuah anggukan oleh sang wanita.

Memecahkan suasana canggung diantara mereka, seorang pelayan wanita menghampiri mereka dan menyodorkan menu pada keduanya.

“Chocomint ice cream,” keduanya berkata secara bersamaan. Mereka tersentak kaget dan saling memandang wajah masing-masing. Sang wanita terlebih dahulu mengeluarkan tawanya disusul dengan senyuman dari sang lelaki.

“2 chocomint ice cream,” ujar sang lelaki kepada pelayan tersebut. “Setidaknya kau tidak mengubah rasa ice cream favoritmu.”

Wanita itu memberikan senyuman lembutnya dan kembali mengangguk pelan. “Apa yang kau lakukan saat ini, Han?” untuk pertama kalinya, wanita itu mengambil inisiatif untuk memulai percakapan.

“Aku? Aku sudah lulus kuliah tahun lalu dan sekarang aku bekerja di rumah sakit swasta disini. Bagaimana denganmu, Yoong?” wanita itu terbelalak kaget mendengar  bagaimana pria dihadapannya memanggilnya dengan nama ‘Yoong’. Sebagai gantinya, pria itu juga tidak kalah kaget atas apa yang telah dia ucapkan.  Suasana hening kembali menyelimuti keduanya.

“Lucu,” gumam sang wanita. Pria itu mengangkat kepalanya dan raut heran di wajahnya terpancar jelas. “Lucu?” tanyanya.

“Iya.Tidakkah kau berpikir ini sangat lucu? Kau masih memanggilku dengan nama itu walaupun ini adalah pertama kalinya kita bertemu setelah 2 tahun berlalu.”

“Aku rasa aku tidak dapat memanggilmu dengan nama lain,” jawab pria itu pelan.

“Tentu saja bisa! Kau hanya perlu memanggilku dengan nama asliku, Im Yoona,” jawab wanita bernama Yoona itu dengan senyuman. Pria itu memandang wanita di hadapannya dengan tatapan takjub. “Kau tidak perlu memasang topengmu dihadapanku, Yoong.”

Jangan, aku mohon jangan. Kau hanya akan membuatku lebih lemah.

“Aku menjadi instruktur tari sekarang,” ungkap wanita itu tanpa diminta. “Kau tahu persis aku suka menari, kan?” Pria itu mengangguk lembut.

Terjadi lagi. Keduanya diam sehingga suasana hening kembali datang.

Apa yang sebenarnya terjadi diantara kita? Kesalahan apa yang terdapat diantara kita?

“Ehm, Luhan-ah,” panggil wanita itu. Luhan mengangkat kedua alisnya menanggapi panggilan dari wanita itu. “Aku rasa aku harus pergi sekarang. Aku ada kelas setengah jam lagi dan aku akan mendapat masalah jika telat datang.”

Sepercik rasa kecewa dari wajah Luhan dapat dilihat oleh Yoona namun wanita itu memutuskan untuk membiarkannya.

Jika kau pergi sekarang, aku tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi.

“Baiklah kalau begitu. Aku juga harus berada di rumah sakit dalam waktu satu jam kedepan.”

Kita hanya akan menjadi orang asing setelah kita berpisah disini.

“Kalau begitu, senang bertemu denganmu hari ini, Xi Luhan-ssi.”  It hurts and hurts and it’s foolish but good bye

“Senang bertemu denganmu juga, Im Yoona.” Though I may never see you again, you’re the only one .

 

 

————————————————————————————————–

image cr: tumblr.

[One-Shot] It’s Me

/ I love you, I love you, I love you
Even if I say it a thousand times, it’s not enough /

Luhan menghembuskan nafas berat ketika dia melihat wanita yang dicintainya. Dia duduk di sudut ruang latihan SNSD, membaca buku-entah-apa-itu dengan kaca mata bergagang hitam miliknya. Perlahan, Luhan menutup pintu besar berwarna putih dan berbisik, “selamat menikmati waktu senggangmu, cintaku. Aku mencintaimu.”

 

/ It’s me who only knows you
the person who will only love you is me /

“Terimakasih untuk traktiran makan siangnya. Kau memang yang terbaik!” wanita itu memberikan senyuman termanis yang dia miliki kepadanya. “Aku rasa kau mengenalku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri, Han,” ujarnya. Luhan mengangguk tanpa menjawab, masih berpikir apa yang harus dia lakukan.

“Jika suatu hari pria yang ditakdirkan untukku tiba, aku berharap pria itu bisa sepertimu. Setia dan yang paling penting adalah dia hanya melihatku seorang,” wanita itu berkata pelan pada dirinya sendiri namun cukup keras bagi Luhan untuk didengar.

 

/ ‘Yeah, love. The person who’ll only love you is me.’

It’s because meeting you was like a miracle to me /

Luhan ingat betul pertama kali mereka bertemu. Mereka bertemu di tahun lalu di basement kantor SM Entertainment. Dia tersenyum dan menyapanya, bertanay apakah Luhan salah satu trainee di SMEnt dan Luhan menjawab ‘iya’. Mereka mengobrol cukup lama, cukup lama untuk Luhan memberitahunya bahwa dia berasal dari Cina dan dia juga adalah fans berat dari SNSD, memberitahunya bahwa dia sangat mengagumi grup tersebut dari awal mereka debut. Sayangnya dia harus pergi karena schedule nya dan dia berjanji padanya bahwa mereka harus lebih sering mengobrol. Dia juga memberi Luhan nomor telpon nya sebelum dia pergi. Luhan berpikir bahwa turun ke basement pada hari itu adalah keajaiban untuknya.

the person who will only protect you is me

Saat-saat yang paling memilukan bagi Luhan adalah ketika dia melihat orang yang dicintainya menangis. Luhan mengutuk setiap kali dia melihatnya menangis. Luhan akan bertanya padanya apa yang telah membuatnya sedih dam dia akan menunjukkan komentar-komentar kebencian di internet yang ditujukan padanya. Luhan, yang pada saat itu belumlah menjadi seorang idol, tentunya tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan hanyalah menghiburnya, berkata padanya bahwa semua akan baik-baik saja walaupun dia tidak begitu yakin akan hal itu. Jauh di dalam lubuk hatinya dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa orang yang akan melindunginya adalah dia.

 

/ It’s me who is only looking at you by your side /

“Hei,”

Luhan terkejut ketika dia melihatnya duduk di sampingnya. Dia menutup matanya dan menarik nafas panjang ke dalam paru-parunya. “Aku menyukai hal ini,” ucapnya dengan kedua mata yang masih tertutup

“Apa?” Luhan bertanya dalam bingung.

“Udara disini, lingkungan ini, tempat ini, saat ini. Tidakkah kau pikir kita harus merasa bersyukur kepada Tuhan atas semua hal yanh telah Dia berikan ini?”

Luhan menengok ke samping dan melihat gadis yang duduk di sampingnya dalam-dalam. Hidungnya: tidak terlalu mancung dan juga tidak terlalu datar, tidak terlalu runcing, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Entah mengapa itu terlihat sempurna untuknya. Kulitnya yang putih, tahi lalat kecil yang ada di pipi kirinya, dahinya yanng terkenal, mata rusa nya, alisnya. Luhan hanya bisa berpikir bahwa semua itu mungkin tidak lah sempurna tapi ketidaksempuraan itu pula yang membuatnya terlihat luar biasa.

“Kau sangat aneh.”

 

/ My heart is speaking, it’s saying that it’s only you /

“Kau harus mengungkapkan perasaanmu kepada gadis misteriusmu itu atau kalau tidak lebih baik kau lupakan dia dan carilah gadis lain,” sahabatnya, Wu Fan, memarahinya karena dia sudah tidak tahan lagi dengan kebodohan Luhan.

“Yeah, mudah bagimua untuk berkata seperti itu.” Luhan menjawab dengan sarkasme dia nada bicaranya.

“Lalu apa yang sulit mengenai itu sebenarnya? Aku yakin dia juga menyukaimu.”

“Siapa? Dia? Menyukaiku? Apa kau sedang bercanda denganku sekarang, Fan?” Luhan mengeluarkan tawa pahitnya.

“Kalau begitu sebaiknya kau lupakan dia dan lanjutkan hidupmu! Apa kau perlu bantuanku untuk mengatur kencan buta untukmu?” tawarnya. “Aku kenal beberapa gadis di sekitar sini dan aku yyakin mereka pastinya akan menyukaimu.”

Luhan tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak memerlukan teman-teman wanitamu, Fan. Aku juga tidak memerlukan kencan buta. Hanya dialah yang ada di hatiku.”

 

/ This love story is only for you to hear
A story about how I loved only one person
Keep it for yourself – this love
that no one knows about, it’s me /

“Han, aku mendapat sebuah surat misterius pagi ini,” ujarnya, menyodorkan sebuah surat beramplop biru padanya. Luhan mengangkat kedua alisnya dan mengambil surat itu serta melihatnya. “Aku rasa aku memiliki pengagum rahasia,” ucapnya dengan semangat.

“Bukankah ini surat dari salah satu fans mu?” tanyanya.Wanita itu menggeleng kepalnya beberapa kali, “sama sekali tidak! AKu yakin surat ini bukan lah dari fans ku. Tidak ada yang tahu aku menyukai warna biru, bahkan fans ku pun tidak mengetahui tentang hal itu. Aku menerima banyak surat misterius seperti ini dan aku yakin pengirimnya adalah satu orang yang sama, orang yang sudah pasti mengenalku dengan baik.”

Luhan melihat cahaya mata wanita itu nampak hidup setiap kali dia mengucapkan sesuatu. “Jadi, apa isi surat itu?”

Gadis itu tersenyum lebar dan mengeluarkan kertas surat berwarna aqua dari amplopnya dan membacakan surat itu untuknya, “dear love, sangat penting bagiku untuk mengungkapkan betapa kau sangat berarti untukku. AKu harap aku dapat mengatakan hal ini langsung dihadapanmu sambil memegang tanganmu dan menatap langsung matamu walaupun aku tahu semua itu adalah hal mustahil bagiku untuk melakukannya. Kisah cinta ini, cintaku, hanyalah untuk didengar olehmu saja. Cerita cinta ini mengisahkan bahwa aku hanyalah mencintai satu orang saja dalam hidupku: kau. Simpanlah untukmu sendiri, cintaku, karena cinta ini, orang-orang tidak perlu tahu bahwa aku akan selalu mencintaimu. Cinta ini, tidak ada satupun yang tahu karena hanya ada aku… dan kau.”

Dan dengan itu, Luhan diam-diam tersenyum karenanya.

 

/ I’m singing this love song only for you
A song that can be heard only by you
It’s me who will always sing you this
love song for only you /

Dia berlari secepat mungkin yang dia bisa. Dia bahkan mengiraukan Eunhyuk dan Kyuhyun yang berteriak memanggil-manggil namanya beberapa kali sehingga Eunhyuk akhirnya berkata ‘kau harus membayar hutang makan siang mu daripada berlari’. Perbuatannya tersebut juga telah menyebabkan dirinya menabrak Luna yang malang (yang terjatuh secara tragis ke lantai) yang tengah menyapanya dengan senyuman manis di wajahnya.

“Bodoh, bodoh, bodoh!” dia memaki dirinya sendiri. Ini semua karena Sooyoung. Bagaimana mungkin dia membuang surat miliknya yang paling berharga? Evil shiksin.

Akhirnya setelah menghadapi banyak rintangan yang menghadang (?), dia berhasil tiba di atap. Dia mengeluarkan selemar kertas berwarna aqua dari dalam saku celananya dan membacanya sekali lagi, “aku akan menunggumu di atap, setengah jam sebelum tengah malam.” dia melihat jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul 23.48.

Dia jatuh karena lemas dan sembari masih mencoba mengatur nafasnya. “Aku datang!” dia berteriak keras.  “Aku tidak tahu apa kau masih disini atau tidak tapi yang jelas aku disini. Aku minta maaf karena aku terlambat. Bukan karena aku tidak mau datang menemuimu tapi ada sesuatu yang terjadi dan itu membuatku terlambat dan sekarang… disini lah aku. Terlambat dan gagal untuk menemuimu.”

Tepat setelah itu, matanya terbuka lebar ketika dia mendengar sebuah suara merdu yang menyanyikan sebuah serenade yang manis untuknya. Lagu yang dinyanyikan untuknya adalah ‘The Power of Love’. Lambat laun, dia akhirnya merasa familiar dan menyadari siapa pemilik suara itu sebenarnya.

“Luhan?” panggilnya hati-hati. Pria itu berhenti bernyanyi dan berkata, “berdirilah dan putar kepalamu kebelakang jika kau ingin melihatku.”

Dengan cepat dia mengikuti kata-kata pria itu. Dia berdiri dan secara perlahan memutar kepalanya kebelakang. Dia tersenyum lega ketika dia melihat sosok Luhan yang berada dihadapannya. “Sudah waktunya kau mengungkapkan perasaanmu padaku sepertinya.” wanita itu terkekeh. Luhan tertawa lembut dan berjalan menghampiri wanita dihadapannya, “tidakkah seharusnya kau merasa shock? Jadi kau sudah tahu bahwa itu aku.”

Wanita  melipat kedua tangan dan mengangkat bahunya, “ah, aku hanya bertanya-tanya kapan kau akan mengatakan padaku bahwa kau mencintaiku.”

Luhan mememluknya, “aku menyanyikan lagu ini hanya untukmu, lagu yang hanya dapat didengar olehmu.” ujarnya dengan senyuman. Dia mengeratkan pelukannya dan Luhan mencium pelan kepalanya, “akulah yang akan menyanyikan lagu ini untukmu, Yoong. Lagu yang hanyalah untukmu. Maaf karena aku telah membiarkanmu menunggu.”

“Aku tahu, Xi Luhan-ssi. Kau hanya orang bodoh seperti yang Taeyeon onnie selalu katakan padaku.” Yoona, nama gadis itu, mencubit bahu Luhan.  “I love you too, pabo.”

BEAU: chapter 1

 

“Selamat atas terpilihnya kalian!” Lee Soo Man berseru kencang dengan matanya yang berbentuk bulan sabit. Ketujuh gadis cantik yang berdiri di depannya pun tidak kalah gembira. Mereka tidak henti-hentinya menunduk dan memberi hormat kepada pendiri SM tersebut.

“Karena kalian saat ini sudah resmi terpilih dan tentunya sebentar lagi kalian akan melakukan debut kalian, hari ini aku akan memberikan kalian day off karena sebagai informasi saja, hari ini mungkin adalah hari terakhir kalian sebagai gadis-gadis biasa yang dapat menikmati hari-hari kalian secara normal. Ada yang mau ditanyakan?”

Gadis cantik berkulit gelap, Yoon Bora, mengangkat tangannya secara ragu-ragu. “Ya, ada apa, Bora-ah?” tanya Lee Soo Man.

“Sonsaeng-nim, apa nama grup kami nantinya dan siapa yang akan menjadi leader?”

Lee Soo Man tersenyum lalu menebarkan pandangannya ke gadis-gadis yang lain. “Untuk masalah itu kita akan bicarakan besok. Aku tidak mau mengganggu pikiran kalian dengan hal ini dulu terutama unutk hari ini. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi maka kalian dipersilahkan pulang tapi ingat! Besok pukul 6 pagi kalian sudah harus ada disini karena kalian harus siap-siap untuk masuk dorm. Apa kalian mengerti?” tanyanya lagi. Ketujuh gadis itu secara serempak menjawab ‘iya’ dan menganggukkan kepala mereka dengan semangat.

Setelah dipersilahkan keluar, Yoona adalah yang pertama kali berteriak sambil meloncat-loncat kegirangan. “KYAAAA!! Aku tidak percaya kita akan debut dalam satu grup!!!” teriak Yoona sambil memeluk erat Soojung, adik perempuannya. Soojung berusaha keras menjauhkan Yoona yang sedang high darinya sementara Kedua gadis berwajah imut tengah menangis sambil berpelukan. Keduanya bahkan tidak dapat mengeluarkan satu katapun karena air mata mereka. Bora, gadis berkulit gelap tadi, hanya bisa mengucapkan syukur kepada Tuhan karena telah mengabulkan impiannya sementara kedua gadis tinggi berambut panjang tidak dapat melepaskan tangan mereka satu sama lain dengan air mata mengalir di wajah mereka.

“Kira-kira siapa yang akan jadi leader di antara kita?” ulang Bora lagi. Soojung dengan santai mengangkat kedua bahunya dan berkata, “yang pasti bukan aku atau Suzy.”

“Aku rasa pilihannya hanya tinggal kau, Jihyun onnie atau Yoona onnie,” sambung gadis berperawakan mungil, Jieun. Yoona menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa dia tidak setuju dengan pemikiran Jieun. “Aku rasa pilihannya hanya Jihyun atau Bora onnie. Walaupun kami lahir di tahun yang sama tapi mereka berdua adalah onnie bagiku.”

“Semoga itu benar. Aku tidak bisa membayangkan masa depan grup ini jika onnie yang menjadi leader nya,” celetuk Soojung. Yoona menjelitkan matanya pada adik perempuannya yang dibalas dengan jelitan yang tidak kalah galak.

“Aku tidak ingin menjadi leader, tugas leader terlalu berat,” rengek Bora.

“Aku juga tidak ingin kau menjadi leader nya, onnie. Setiap kali kita di interview nantinya pasti kau akan tertawa sebelum mengatakan apa-apa,” sambung gadis tinggi berambut panjang.

“YA! Bae Suzy!” protes Bora.

“Sudahlah. Lebih baik kita sekarang pulang dan mengabari keluarga kit amasing-masing mengenai kabar bahagia ini. Lagi pula kita harus membereskan barang-barang yang akan kita bawa nanti ke dorm,” ujar Jihyun. Keenam gadis yang lain mengangguk setuju dan saling berpelukan sambil mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.

Mulai hari ini, kehidupan mereka tidak akan pernah sama lagi seperti sebelumnya.

;

***

;

“Cukhae.” Luhan berucap dengan manis sambil memegang sebuah cupcake di tangannya. Yoona tersenyum lebar dan secara langsung memeluk Luhan dengan erat. “Yoong, aku susah untuk bernafas.”

Yoona terkejut dan dengan cepat melepas pelukannya dari Luhan. “Mianhae. Apa kau kesakitan?” tanyanya dengan nada khawatir. Luhan ,menggeleng sambil tertawa. “Aku heran bagaimana kau bisa begitu kuat sebagai seorang wanita. Terlebih lagi tubuhmu kurus.” tambahnya.

Yoona membuka mulutnya lebar-lebar dan menunjukkan ekspresi tersinggung di wajahnya. “Bagaimana… bagaimana bisa kau bilang aku adalah wanita kurus? Apa kau tidak bisa melihat aku ini SEKSI.”

Luhan mengeluarkan tawanya yang keras dan kencang melihat kelakuan pacarnya, “kau tahu, Yoong? Untuk gadis seumuranmu aku sangatlah kekanak-kanakkan.” Yoona membuka mulut dan matanya lebih lebar, tidak percaya bahwa pacaranya benar-benar mengatakan hal itu padanya. Melihat ekspresi wajah Yoona yang berubah, Luhan buru-buru menguasai dirinya dan berusaha menenangkan kekasihnya sebelum cupcake yang sekarang ini sedang berdiam manis di tangan Yoona melayang ke kepalanya.

“Mianhae. Mianhae Yoong~” Luhan mengeluarkan aegyo nya yang tentu saja membuat Yoona dengan mudahnya luluh. “Jadi, apa nama grup kalian nantinya?”

Yoona menggelengkan kepalanya, “Lee Soo Man sonsaeng-nim belum memberitahu kami.”

“Leader nya?” tanya Luhan lagi.

Yoona menatap kekasihnya dengan pandangan tidak percaya kemudian melipat kedua tangannya di atas perutnya, “Xi Luhan-ssi. Kau pikir dia akan memberitahu kami siapa yang menjadi leader tanpa berkata apa nama grup kami nantinya?”

Luhan menepuk pelan keningnya dan memberi Yoona sebuah cengiran manis di wajahnya. “Baiklah. Aku akanmemaafkanmu karena kau lucu.” ujar Yoona.

“Leader… Itu bisa saja kau, Yoong.” Luhan berkata pelan. Yoona terkekeh kecil, “atas dasar apa? Ah, apa karena aku tidak memiliki talenta apa-apa?”

Luhan terbelalak mendengar kata-kata Yoona. Luhan tahu bahwa selama ini Yoona selalu merasa bahwa dirinya tidak memiliki talenta khusus karena dia tidak begitu pandai bernyanyi tapi Yoona bisa menari. Luhan sendiri yakin bahwa setiap orang memiliki bakat yang berbeda di bidang yang berbeda-beda pula. “Kau tidak seharusnya bicara seperti itu.”

“Jujurlah, Han. Aku tidak akan marah jika kau sendiri berpikiran bahwa aku tidak memiliki talenta apa-apa. Seperti katamu, tubuhku kurus dan aku tidak menarik. Wajahku biasa-biasa saja dan aku juga tidak bisa menyanyi. Jujur saja, berada dalam grup yang sama dengan Soojung membuatku merasa khawatir. Aku tidak bisa bernyanyi sebaik Soojung, aku tidak bisa menari dengan baik, aku tidak secantik Jihyun onnie, aku juga tidak bisa rap seperti Bora onnie. Aku tidak tahu apa peranku nantinya dalam grup ini.”

Luhan menatap kekasihnya dengan iba. Bukan iba karena dia setuju dengan kata-kata Yoona namun dibalik sikap cerianya selama ini, Yoona menyimpan seribu kekhawatiran dan rasa tidak percaya diri pada dirinya sendiri. Luhan mendekati Yoona dan dengan pelan memeluk gadis itu dengan lembut.

“Kau tahu apa yang aku pikirkan ketika Lee Soo Man sonsaeng-nim berkata bahwa kami akan debut? Aku tidak bisa tidur semalaman. Bukan karena aku senang tapi karena aku merasa khawatir, sama sepertimu. Aku sadar bahwa aku tidak pernah menjadi nomor 1, Yoong. Aku adalah dancer kedua setelah Lay, vocalis kedua setelah Chen, visual kedua setelah Kai. AKu selalu menjadi yang kedua.

Tapi apa kau tahu apa yang Minseok katakan padaku? Dia berkata bahwa inilah hidup. Hidup tidaklah selalu berjalan seperti yang kau harapkan… atau juga seperti yang kau prediksi. Aku memprediksi semua orang akan meremehkanku, semua orang akan mengira aku hanyalah member yang hanya menjadi pelengkap dan hiasan. Tapi setelah aku debut, aku baru menyadari bahwa aku salah! Semua rasa khawatir itu tidak sebanding dengan mimpiku sebagai penyanyi.”

Luhan melepaskan pelukannya dan menatap Yoona dalam-dalam, “aku tidak peduli orang lain berkata apa tentangku. Yang aku pedulikan hanyalah aku menikmati jalan yang telah ku pilih dan juga para fans yang mencintaiku karena aku adalah aku, bukan orang yang berusaha untuk menjadi manusia yang sempurna.”

Yoona tersenyum lembut mendengar kata-kata kekasihnya. “Jadi aku rasa kau tidak perlu khawatir dengan posisi atau talenta mu. Jika kau meragukan dirimu sendiri maka kau secara tidak langsung juga meragukan Lee Soo Man sonsaeng-nim. Dia memilihmu karena dia tahu kau bisa, Yoong, kau mampu! Jadi jangan pernah meragukan dirimu sendiri lagi, arasso?”

Yoona mengangguk kencang. “Ne. Terimakasih, Luhan-ah.”

 

***

 

Jihyun meletakkan pakaian terakhir yang akan dibawanya ke dorm. Gadis itu melekatkan pandangannya ke kamar tercintanya yang sudah ditempatinya selama lebih dari 20 tahun terakhir ini. Orang tua nya luar biasa bahagia ketika mendengar kabar bahwa Jihyun terpilih dan akan debut secepatnya. Jihyun duduk di kasurnya dan menutup matanya rapat-rapat. Dia mencoba untuk menghirup aroma kamarnya karena dia sadar bahwa semua ini tidak akan pernah sama lagi mulai dari sekarang.

“Jika aku yang akan menjadi leader maka aku akan menjadi leader yang baik, aku janji.”

 

***

 

“Jadi kau akan debut bersama Yoona noona? Dalam 1 grup?” tanya suara seornag pria kepada Soojung.

“Ehm.” gadis itu menjawab singkat.

“Sepertinya itu akan menarik.” pria itu berkata lagi. Soojung mengambil ice cream yang ada di tangannya dan memasukkan satu sendok besar ke dalam mulutnya.

“edhnthahlugh.” jawabnya.

“Apa?”

Soojung dengan susah payah menelan ice cream agar dia dia merespon kata-kata pacarnya. “Im Soojung! Apa kau sedang makan sekarang?” tanya pria itu denga suara keras. Setelah berhail menyingkirkan ice cream dari mulutnya, Soojung menaruh kembali telpon yang tadi sengaja dia jauhkan. “Aku sedang makan ice cream.” jawabnya santai.

“Im Soojung! Tahukah kau bahwa sekarang kau tidak boleh mengemil lagi? Terutama di malam hari seperti ini.”

“Aigoo~ Aku seharusnya percaya kata-kata pacarmu ketika dia bilang padaku bahwa kau itu sangat berisik.”

“Pacarku? Siapa? Bukankah pacarku itu adalah kau?” tanya pria bernama Sehun heran.

Soojung tertawa geli, “siapa lagi kalau bukan pasangan gay mu.”

“Luhan hyung?”

“Ya. Pacar dari pacarku yang kemungkinan akan menjadi kakak iparku juga.” jawabnya dengan tawa kecil.

“Soojung, sebaiknya kau bersiap-siap ketika kita bertemu nanti! Aku tidak akan tinggal diam!” ancam pria itu.

“Uuuuhhh~ aku takut.” jawab Soojung dengan canda.

 

***

 

“Aku senang akhirnya kita berdua bisa debut dalam grup yang sama.” Jieun berkata pada Jiyeon.

“Onnie, bagaimana denganku?” rengek Suzy pada Jieun yang seakan mengacuhkannya. Jieun dan Jiyeon tertawa keras karena kelakuan Suzy yang aneh. Jieun dan Suzy hari ini terpaksa bermalam di rumah Jiyeon karena mereka berdua tidak berasal dari Seoul. Ketiganya berkumpul dikamar Jiyeon, mengira-ngira apa yang akan terjadi besok saat mereka semua telah pindah ke dalam 1 dorm yang sama.

“Aku harap aku bisa 1 kamar dengan Yoona onnie.” ujar Jiyeon.

“Ya Park Jiyeon! Kau tidak mau sekamar denganku?” tanya Jieun tersinggung. Jiyeon mencibirkan lidahnya pada sahabatnya sambil tertawa terbahak-bahak. “Kalau aku ingin sekamar dengan Bora onnie.” sambung Suzy.

“Bae Suzy!” Jieun kembali mengirimkan tatapan tajamnya ke arah Suzy. Jieun mengeluarkan nafas berat dan mendesah, “baiklah kalau begitu aku rasa aku harus sekamar dengan Jihyun onnie.”

“Bagaimana dengan Soojung?” tanya Suzy.

“Ya! Kalian seumur jadi seharusnya kalian berdua menjadi room-mate.” ujar Jiyeon pada sang magnae. Suzy menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Aku lebih baik mejadi rakn sekamarnya Yoona onnie dbandingkan dengan Soojung.”

Jiyeon dan Jieun saling bertukar pandang heras. “Wae? Apa kalian bertengkar?”

Suzy menggeleng, “aku tidak terlalu dekat dengannya. Lagi pula Soojung adalah orang yang chic sehingga aku tidak pernah benar-benar mengobrol dengannya. Sekamar dengannya pasti akan sangat canggung.” jawab Suzy pelan, meninggalkan kedua sahabat nya, Jiyeon dan Jieun, tertegun heran.

 

***

 

Jihyun datang paling awal. Dia tiba di kantor setengah jam lebih awal dari apa yang diperintahkan oleh Lee Soo Man. Jihyun diperintahkan untuk menunggu Lee Soo Man di ruang kerjanya. Merasa jenuh menunggu sendirian, Jihyun mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada Yoona, menyuruhnya agar cepat datang.

Setelah kurang lebih 2 menit, Jihyun mendapatkan balasan dari Yoona yang mengatakan bahwa dia sudah berada di dekat kantor bersama Soojung. Bicara mengenai Soojung, Jihyun jujur saja cukup khawatir dengan bagaimana jadinya ketika mereka bertujuh telah tinggal dalam 1 dorm. Soojung bukanlah orang yang dapat bersosialisasi dengan orang lain dengan baik, berbeda dengan Yoona yang dapat mengakrabkan diri pada orang yang bahkan baru 5 menit dikenalnya.

Soojung tidak pernah bersikap kurang ajar atau tidak sopan kepada orang lain, hanya saja dia tidak pernah benar-benar mencoba untuk membuka atau bahkan mendekatkan diri kepada trainee-trainee yang lain. Soojung hanyalah dekat dengan member f(x) seperti Luna dan Victoria, sesekali dia juga mengobrol bersama Sulli tapi dengan trainee-trainee yang lain? Jihyun berpikiran akan susah untuk Soojung dapat menyesuaikan dirinya dalam grup ini.

“Onnie.”

Jihyun memutar kepalanya dan mendapati Jieun, Jiyeon dan Suzy tengah melambai kearahnya. Jihyun tersenyum karena akhirnya kesendiriannya telah berakhir dan memberi gesture pada ketiganya untuk segera masuk ke dalam ruangan.

“Sejak kapan kau datang?” sebuah suara lagi, Bora, kembali terdengar. Gadis yang memiliki kulit paling gelap diantara gadis-gadis yang lain itu masuk dengan senyum lebar di wajahnya. Jihyun sangat menyukai Bora. Dia adalah sahabat sekaligus seseorang yang dapat Jihyun andalkan ketika dirinya merasa sedih atau bahkan down. Bora menepuk pundak Jihun dan memberinya sebuah pandangan penuh arti.

“Apa?” tanya Jihyun heran. Bora hanya menggeleng pelan sambil terus tersenyum ke arahnya.

“Apa kami yang terakhir?” suara khas milik Yoona akhirnya melengkapi kehadiran mereka.

“Annyeonghaseyo.” sapa Soojung singkat.

“Aee… Kenapa kau harus bersikap terlalu formal, Soojung-ah?” ujar Bora sambil menepuk pundak gadis itu dengan main-main. Soojung nampaknya sedikit terkejut dengan aksi Bora tapi dia hanya memilih untuk tersenyum canggung pada member yang lebih tua itu.

“Lee Soo Man sonsaeng-nim belum datang?” tanya Suzy sambil terus melirik kearah jam tangannya.

“Sonsaeng-nim sedang ada di US sekarang.” Kangta, salah satu senior di SM Entertainment, berada di hadapan mereka alih-alih sosok Lee Soo Man. Ketujuh gadis yang tadinya terkejut buru-buru mengikuti perintah Jihyun untuk segera menunduk pada senior mereka.

“Oh, kau memiliki respon yang sangat cepat, Jihyun-ssi. Aku rasa itu alasan Bora menolak untuk menjAdi leader dan malah menyarankan untuk memilihmu.” ujar Kangta.

Jihyun yang merasa bingung dengan kata-kata Kangta langsung menengok ke Bora yang sekarang sedang tersenyum padanya. Kangta yang mengerti bahwa para gadis-gadis ini tengah bingung buru-buru melanjutkan kata-katanya.

“Untuk project debut kalian, aku lah yang akan bertanggung jawab, buakan Lee Soo Man sonsaeng-nim. Aku yang telah memilih kalian bertujuh diantara 30 trainee yang lain setelah melihat profil dan keseharian kalian selama masa-masa trainee. Sebenarnya, aku telah memilih Bora untuk menjadi leader kalian namun sayangnya,” Kangta mengehnatikan kata-katanya sebentar, “Bora menolak tawaran itu dan menyarankanku untuk memilih Jihyun karena dia merasa Jihyun lebih pantas untuk menjadi seorang leader.” Kangta tersenyum pada Jihyun yang masih shock.

“Bagaimana dengan yang lain? Apa kalian setuju Jihyun menjadi leader kalian? Jika kalian tidak setuju maka kalian bisa mengangkat tangan kalian.” ruang kerja Lee Soo Man tiba-tiba menjadi sunyi dan tidak ada satu gadis pun yang mengangkat tangan mereka. Kangta menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Baiklah! Aku rasa kita semua setuju bahwa Jihyun lah yang akan menjadi leader kalian. Baiklah, untuk sekarang, lebih baik kita lanjutkan rapat ini sambil duduk, oke?” ketujuh gadis itu mengangguk dan kembali duduk setelah mempersilahkan senior mereka duduk terlebih dahulu.

“Aku akan membagikan posisi kalian dalam grup, penempatan kamar di dorm dan… memutuskan bersama-sama apa nama yang cocok ntu grup kalian.” para gadis itu mengangguk pelan. “Baiklah. Kita akan bicarakan masalah vokalis terlebih dulu, ok? Setelah melihat kemampuan kalian, aku memutuskan agar Jieun menjadi vokalis utama. Setelah itu Soojung akan menjadi lead vocal pertama dan Suzy menjadi lead vocal kedua.” ketiga gadis yang namanyadisebutkan mengangguk pertanda mereka sudah mengerti.

“Kemudian untuk rapper, aku rasa kita semua sudah tahu kan? Bora yang akan menjadi rapper tapi untuk berjaga-jaga, aku juga telah memilih Jiyeon untuk menjadi sub-rapper. Untuk dancer, Yoona akan menjadi main dancer diikuti oleh Jiyeon sebagai lead dancer pertama dan Jihyun ditempat kedua. Aku tidak akan memberikan Jihyun tugas-tugas yang sulitbkarena menjadi leader itu sendiri sudah merupakan sebuah tantangan yang besar. Jihyun juga akan menjadi spokeperson dari grup ini. Kalian tentunyabtahu bahwa dinsetiap grup memiliki visual atau center masing-masing kan? Untuk hal itu, aku telah memilih Yoona yang akan menjadi face of the group maka dari itu Yoong, aku harap kau bisa bersikap sedikit lebih feminim,” Kangta memandang Yoona dengan serius dan dibalas dengan senyuman nakal dari gadis itu.

“Dan selain itu setelah melihat profil kalian ternyata Soojung adalah member yang lahir termuda jadi tentunya Soojung lah yang menjadi magnae resmi disini walaupun dia dan Suzy lahir di tahun yang sama.

Kemudian mengenai masalah pembagian kamar di dorm. Aku memutuskan bahwa Jihyun akan sekamar dengan Jieun dan Bora, Jiyeon bersama Yoona akan menjadi roommate sedangkan para magnae akan menggunakan kamar yang sama. Kalian tidak boleh seenaknya mengatur ulang susunan ini karena aku sendiri lah yang telah menentukan siapa yang menjadi rommate kalian setelah mengawasi kalian beberapa minggu ini.

Setelah itu aku secara pribadi menyarankan kalian untuk memakai nama asli kalian sebagai stage name. Apa kalian setuju? Aku tidak keberatan jika kalian menolak.” Semunya pun menggangguk dan menerima saran Kangta.

“Maksud dari saranku tersebut adalah agar kalian terus diingat sebagai diri kallian sendiri. Akan lebih baik bila orang di atas maupun di belakang panggung mengenali kalian dengan nama dan kepribadian yang sama jadi menurutku hal itu akan lebih baik dan untungnya kalian semua setuju jadi kita semua tidak memiliki masalah dengan hal itu, betul?

Dan sekarang… mengenai masalah nama grup kalian. Aku telah mendiskusikan hal ini dengan BoA dan Tiffany. Sebenarnya Tiffany lah yang telah memberikan nama ini untuk grup kalian tapi kami semua tidak keberatan apabila kalian menolak dan memiliki opini sendiri mengenai nama yang lain. Nama yang Tiffany pilih dan sarankan pada kalian adalah beau. Beau berasal dari bahasa Prancis yang memiliki arti beautiful dalam bahasa Inggris. Beautiful sendiri bisa memiliki berbagai arti dan semua artinya adalah hal yang bagus atau baik. Beautiful sendiri bisa berarti cantik atau indah, sama seperti kalian semua. Nama ini dapat mewakili visual dan talenta kalian yang baik. Bagaimana menurut kalian?”

Para gadis itu diam setelah ‘pengumuman’ besar dai Kangta berakhir. Terlalu banyak hal yang terpintas dalam benak mereka dan masalah nama grup bukanlah hal yang paling penting saat ini. “Ehem.” Kangta mencoba untuk memecahkan lamunan para gadis ini. Jihyun adalah yang pertama menanggapi pertanyaan Kangta. “Aku menyukai nama itu, sunbae-nim.” jawabnya.

“Aku juga. Beau adalah nama yang bagus.” tambah Yoona disambut anggukan dari yang lainnya.

“Dalam beberapa bulan ini, kalian telah mereka 4 lagu dan mempelajari koreografi untuk lagu-lagu itu kan?” tanya Kangta dan kembali dijawab dengan anggukan dari gadis-gadis dihadapannya.

“Sebagai informasi saja, lagu-lagu itu adalah lagu-lagu ang yang akan masuk dalam mii album kalian.”

“Mini album?” tanya Bora kaget dan tidak percaya. Kangta mengangguk. “Pantas saja Young Jin sunbae-nim menyuruh kami untuk seserius mungkin ketika rekaman.”

“Kalian tidak menyadari atau setidaknya curiga?” tanya Kangta kaget, kali ini dia lah yang tidak percaya. Ketujuh gadis itu menggelengkan kepala mereka. ” Victoria onnie bilang bahwa itu adalah hal yang wajar dilakukan oleh para trainee.” jawab Soojung polos. Kangta tertAwa keras dengan kepolosan gadis-gadis dihadapannya.

“Tentu saja tidak, Soojung-ah. Ah… baiklah. Jadi mari lihat lagu yang telah kalian selesai rekam,” ujarnya sambil membalik-balik kertas yang ada ditangannya. “Danger, Mirror Mirror, Ma Boy dan Tell Me Your Wish. Jadi lagu yang belum selesai hanyalah tinggal You and I, I Go Crazy Because of You dan Breathe. Ketiga lagu ini harus kalian selesaikan dalam waktu 2 minggu karena debut kalian hanya tinggal kurang dari 30 hari atau kurang dari 1 bulan.”

“Yeeee?” koor para gadis itu. Kangta mengangkat alisnya, “apakah terlalu cepat? Aku rasa tidak dan akunyakin kalian dapat menyelesaikan 3 lagu ini dalam waktu 1 minggu karena kalian tidak perlu menghafal lagu ini, kalian hanya cukup berlatih dan merekam dengan baik berhubung lagu-lagu ini todak akan kalian tampilkan di acara-acara musik broadcast. Dan untuk lagu You and I, Young Jin sunbae-nim telah berkata padaku bahwa lagu ini akan dinyanyikan oleh trio vokalis alias Jieun, Soojung dan Suzy.

2 minggu sebelum debut, kita akan mulai merilis foto teaser, profil sekaligus MV teaser kalian. Aku tahu ini terkesan sangat terburu-buru tapi kita hanya memiliki sedikit waktu mengingat kita akan memiliki banyak konser SMTown dan tahun depan kami akan disibukkan dengan konser solo para senior kalian seperti SNSD, SHINee dan Super Junior. Jadi aku harap kalian bisa mengerti jika semua ini dilakkan dengan agak sedikit buru-buru.” jelasnya lagi. Para gadis itu kembali mengangguk.

“Dan untuk Yoona dan Soojung,” kedua gadis itu langsung mengangkat kepala mereka dan melihat ke arah Kangta. “Aku tahu pastinya sulit bagi kalian untuk berada dalam satu tim tapi aku tetap berharap dari kalian untuk memperlakukan satu sama lain secara profesional setiap kali kalian bekerja dihadapan kamera. Kalian semua harus saling membantu satu sama lain dan cobalah untuk mendekatkan diri pada member-member yang lain jika kalian masi merasa canggung dengan salah satu member atau bahkan mungkin lebih. Walaupun kalian tidak memiliki hubungan darah tapi anggaplah member-member yang lain sebagai keluarga kalian, saudara perempuan yang harus kalian dukung dan lindungi. Mengerti?”

Para gadis itu menjawab iya dan mengangguk tanda mereak telah mengerti. “Apa ada pertanyaan?” semuanya menggeleng. “Baiklah. Kalau begitu kalian dipersilahkan untuk bubar dan pergi menuju dorm kalian yang sekarang. Mananger kalian telah menunggu dibawah dan mulai saat ini kalian akan memiliki manager dan van kalian sendiri. Arasso?” mereka yang tadinya masih dalam keadaan shock langsung tersenyum dan menggangguk semangat setelah mendengar kata van dan manager. Setelah mengucapkan terima kasih dan permisi pamit pada Kangta, ketujuh gadis itu buru-buru mengangkut barang-barang meka dan segera turun kebawah.

“Semoga sukses, Beau.” gumam Kangta dengan senyum bangga di wajahnya.

 

——-

a/n: wuiiihhhh~ Panjang yah! Kayanya baru kali ini deh aku bikin ff sepanjang ini. Gimana? Kalian suka? Kalo suka komen donk, jangan cuma numpang baca dan diem aja, okeh? Read it, Love it and COMMENT!