[One Shot] 7

Bagi Luhan, 7 hanyalah sebuah angka random. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,… 7 hanyalah angka yg melengkapi bilangan 1-10. 7 hanyalah angka setelah 6 dan sebelum 8 yang juga terletak diantara angka 6 dan 8. Hanya itu. 7 hanyalah sebuah angka.

Tapi tidak bagi Yoona. Member SNSD yang tinggal di zaman dimana semua mengandalkan teknologi canggih ini memiliki asumsi lain terhadap angka 7. Yoona percaya bahwa angka 7 merupakan angka keberuntungan bagi semua orang. Tiffany pernah mengatakan bahwa meskipun semua orang berpikir 7 adalah angka keberuntungan namun bagi SNSD, angka keberuntungan yang sebenarnya adalah 9. Yoona bisa saja protes saat Tiffany mengatakan hal yang menurutnya tidak masuk akal itu. Bagaimana mungkin dia bisa mengubah hal yang sudah lama dipercayai hanya dalam waktu 1 hari? Bukannya Yoona tidak percaya dalam istilah ‘the power of 9’, hanya saja menurutnya ini adalah 2 hal yang berbeda.

Jika kau bertanya kepada Hyoyeon mengapa dia menyukai 2PM maka Hyoyeon akan menjawab itu semua karena karisma dan tarian yang mereka tampilkan. Jika kau bertanya pada Taeyeon kenapa dia menyukai Infinite maka dia akan memberimu alasan bahwa Infinite memeiliki manner dan lagu-lagu yang bagus. Jika kau bertanya pada Yoona mengapa dia menyukai Infinite dan 2PM maka jawabannya adalah membernya. Bukan! Bukan karena Yoona menyukai para member dari Infinite atau 2PM melainkan jumlah para membernya. Yoona mengundurkan diri untuk tetap menyukai 2PM setelah Jaebum keluar. Yoona juga sangat menyukai solois Se7en. Kai tidak berpikir dia menyukai Se7en karena musiknya, bukan?

Di kostum Oh! tahun 2010 lalu, Taeyeon memilih angka 9 karena tanggal lahirnya, Seohyun memilih angka 11 karena dia menyukai angka 1, Hyoyeon memilih angka 32 karena dia menyukai paduan dari angka 3 dan 2, Sooyoung yang memilih angka 24 karena dia ingin menikah di usia 24 dan Jessica memilih angka 21 karena usianya pada saat itu. Yoona? Sudah pasti Yoona akan memilih angka 7 yang menurutnya adalah angka keberuntungan.

Sebelum mengenal Yoona, Luhan sama sekali tidak pernah berpikir mengenai betapa spesialnya angka tujuh. “Kau harus mulai menanamkan dalam benakmu bahwa sesuatu yang berjumlah tujuh akan berakhir menjadi hal yang baik untukmu.” Hal itulah yan gsecara terus menerus diucapkan oleh Yoona, sahabatnya.

Luhan menyadari betapa dia dan gadis ini memiliki banyak kesamaan. Sebut saja nama panggilan, ice cream favorit mereka dan hal-hal lain yang bahkan menurutnya tidak masuk akal. Namun untuk yang satu ini, entah mengapa walaupun akal sehatnya menolak untuk percaya namun hatinya berpendapat lain.

“Contohnya?” Luhan balik bertanya kepada Yoona. “2PM mengawali karir mereka dengan tujuh anggota tapi pada akhirnya Jaebum keluar dan itu bukanlah hal yang baik, kan?”

“Kau tidak boleh lupa bahwa mereka mencapai puncak popularitas dan menjadi salah satu idol grup besar di Korea ketika mereka masih bertujuh,” Yoona mengingatkan sahabatnya. Luhan hanya menggelengkan kepalanya menyadari betapa mustahil baginya untuk berdebat dengan Yoona.

—————————————————————-

“Angka berapa yang menurutmu harus kupakai?” Chanyeol terus bertanya hal yang sama dalam 5 menit terakhir ini pada Kai yang duduk disampingnya. Saat ini member EXO baru saja menyelesaikan rekaman untuk album pertama mereka. Tepat sebelum mereka meninggalkan kantor, coordi mereka mengatakan pada mereka akan memakai nomor di kostum mereka untuk lagu ‘Growl’.

“Tapi kau bilang kami akan memakai nomor seragam,” Suho bertanya heran. Secara sabar dan keaekian kalinya sang coordi menjelaskan bahwa nomor seragam akan dipakai untuk promosi ‘Wolf’ sedangkan untuk ‘Growl’, para member diberi kebebasan untuk memilih nomor kesukaan mereka masing-masing.

“Maksudmu seperti SNSD noona di Oh!?” mata Baekhyun bersinar ketika membayangkan segala hal yang berkaitan dengan SNSD secara dirinya sendiri merupakan s♥ne, fans dari SNSD.

Pada awalnya, para member tidak terlalu mengambil serius perihal nomor ini namun karena Chanyeol yang dari tadi terus menerus bertanya kepada semua membernya mengenai nomor berapa yang harus dia pakai, perlahan mereka pun ikut memikirkannya.

“Aku akan memakai nomor 99,” ujar Xiumin yang duduk dibangku belakang.

“Minseok hyung, aku yang akan memakai nomor itu!” protes Baekhyun tidak setuju. Tentu saja vokalis utama EXO itu ingin memakai nomor yang sama dengan yang diapaki Taeyeon pada tahun 2010 lalu: angka 9.

“Kau tidak pernah bilang akan memakai angka 99, kau hanya bilang kau akan memakai angka 9,” koreksi Xiumin.

“Tapi tetap saja mirip!” Baekhyun merengek.

“Ayolah kkamjong, nomor berapa yang seharusnya aku pakai?” disisi lain Chanyeol terus bertanya pada Kai yang sedang berusaha tidur.

“Aku tidak tahu, hyung. Kau pikirkan saja sendiri,” jawab Kai malas-malasan sambil menutupi wajahnya dengan topinya.

“Jahat!

“Jahat!” rajuk Chanyeol yang kemudian kali ini mengganggu Lay, target barunya.

“Ehm… aku… bingung kau harus memakai angka berapa. Kenapa tidak kau pikirkan saja besok?” jawab Lay pelan. Karena Lay adalah orang dengan hati bak malaikat, evil Chanyeol tentu saja memanfaatkan kebaikan hatinya untuk hal-hal yang menyimpang seperti contohnya semakin mendesak Lay sehingga laki-laki yang memiliki kantung mata yang lebih hitam dari Tao itu ikut berpikir bersama Chanyeol.

Berkat Chanyeol, Luhan jadi ikut memikirkan hal itu. Angka berapa yang harus dia pakai nanti? Angka dari tanggal kelahirannya? Ah tidak! Itu tidak unik. Luhan menginginkan angka yang unik, yang beda dari yang lain.

Tujuh.
Entah kenapa angka itu tiba-tiba terberait dibenaknya. Dengan angka tujuh maka semuanya akan berakhir dengan baik. Kata-kata Yoona terus terulang dipikirannya. Luhan dengan cepat membuang jauh-jauh pikiran itu. Tujuh hanyalah angka, tujuh bukanlah apa-apa.

——————————

Luhan meutup kedua kupingnya dengan kapas tepat setelah 3 menit dia tiba di kantor. Yoona sibuk meyakinkan Sehun untuk memakai angka tujuh di kostumnya nanti namun Sehun berkeras akan memakai angka kelahirannya, 94.

“Bayangkan jika kau memakai angka tujuh nanti dan album mu akan sukses, pasti semua membermu akan berterimakasih padamu. Dulu semua orang juga tidak percaya padaku tapi saat aku memakai angka tujuh pada promosi Oh! dan kami memenangkan Daesang, para unnie berterimakasih padaku sampai akhirnya mereka percaya. Kau akan menyesal jika kau mengabaikan kata-kataku,” Yoona berusaha meyakinkan Sehun.

Sehun nampak berpikir sebentar. Luhan tahu betul Sehun tidak akan membuang kesempatan yang membuat para member yang lebih tua untuk tunduk kepadanya. Dibalik wajahnya yang imut layaknya malaikat (?), sifat asli Sehun lebih buruk dari Kyuhyun maupun Changmin.

“Maksudmu jika aku memakai angka tujuh kemudian album kami sukses maka para hyung akan tunduk padaku, noona?” tanya Sehun dengan mata berbinar-binar.

“Eh?” tanya Yoona balik dengan nada bingung.

“Im yoona! Sampai kapan kau akan meracuni pikiran anak kecil itu?” Luhan yang sudah tidak tahan dengan ocehan Yoona serta pikiran jahat Sehun untuk menguasai dunia akhirnya angkat bicara.

“Aku tidak meracuni pikirannya. Lagi pula, Sehun bukan lagi anak kecil,” ujar Yoona membela diri.

“Betul hyung, aku bukan lagi anak kecil,” dukung Sehun.

“Oh Sehoon, jangan pikir aku tidak tahu apa yang ada dalam otakmu. Kau pasti berpikir jika kau berhasil maka kau selangkah lebih dekat untuk menguasai dunia kan?” Luhan memicingkan matanya. Yoona tertawa keras akibat perkataan Luhan.

“Menguasai dunia? Apa yang kau bicarakan? Bagaimana mungkin seorang malaikat seperti Sehun memiliki pemikiran seperti itu. Ya kan, Hun?” Yoona mengusap gemas pipi sehun dengan sebelah tangannya. “Hyung, kau pikir aku ini Salem?” ujar Sehun pura-pura tersinggung. Sehun mengangkat sebelah bibirnya dan juga kedua alisnya pada Luhan. Luhan berpikir sebagai satu-satunya orang dengan otak yang waras diantara mereka bertiga maka dia harus mengalah.

“Baiklah! Aku yang akan memakai angka tujuh.”

“WAE?!” teriak Sehun tidak setuju.

“Benarkah?” Yoona tersenyum lebar. Luhan mengangguk putus asa. Yoona melompat-lompat girang sambil memukul-mukul pundak Luhan.

“Tapi aku duluan yang ditawari oleh Yoona noona,” protes Sehun.

“Kau!” tunjuk Luhan pada Sehun, “pakai saja angka 94!”

—————————

“SHIRO!”

Luhan mempercepat langkah kakinya, membiarkan Yoona berusaha menyejajarkan langkah mereka sembari memakai heels 7 centi-nya. Hari ini sudah cukup melelahkan bagi Luhan. Bayangkan saja,  seharian berada di program musik, dia juga harus menghadiri dua acara radio broadcast setelahnya. Ketika para member berharap mereka bisa pulang dan beristirahat di kasur empuk mereka, manager tiba-tiba mendapat panggilan yang menyuruh EXO mampir sebentar ke SM.

Luhan yang tidak bisa tidur di mobil karena dengkuran keras Chanyeol dan Kai akhirnya hanya bisa mengerutkan dahinya. Namun nyatanya, hari melelahkan Luhan tidak berhenti disitu. Setibanya di kantor, Luhan disambut dengan senyuman ‘manis’ sahabatnya, Yoona, yang tengah berlatih koreografi untuk comeback-nya bersama member SNSD yang lain.

“Jika dua lebih baik, kenapa harus bertahan dengan satu angka?” teriak Yoona. Luhan akhirnya menyerah dan menghentikan langkahnya. Dia memutar tubuhnya, membuat Yoona terhuyung karena telah menabraknya.

“Kau tidak bisa memakai angka 7, itu bisa menimbulkan skandal diantara kita,” ujar Yoona lagi. Luhan mengurut-urut keningnya perlahan. Setelah menghembuskan nafas yang berat, dia memandang Yoona yang juga sedang melihat kearahnya. Luhan baru menyadari betapa miripnya mata mereka berdua.

“Skandal? Kenapa bisa timbul skandal?” tanya Luhan pelan. Yoona meletakkan satu tangannya di bahu Luhan, “begini,” ujarnya serius, “-jika kau memakai angka 7 maka itu akan sama denganku, ya kan? Kau ingat kan aku memakai angka 7 saat promosi ‘Oh!’? Kalau kau memakai angka 7 maka orang-orang akan berpikir ‘oh? Kenapa Luhan memakai angka yang sama dengan Yoona? Apa mereka pasangan sekarang?’

Luhan melebarkan matanya dan memandang Yoona dengan ekspresi horor? Dia? Berpasangan dengan Yoona? Im Yoona? Luhan? Memikirkannya saja sudah cukup membuat Luhan geli.

“Pasangan? Kenapa orang-orang bisa memiliki pikiran seperti itu?” tanya Luhan. “Luhan, Luhan, Luhan…” Yoona menggelengkan kepalanya, “-kau tahu apa itu yang namanya ‘shipper’? Apa kau pernah membaca fanfiction?”

“Hah?”

Yoona menepuk-nepuk pundak Luhan. “Aku rasa kau belum tahu tentang LuYoon.”

Luhan semakin bingung. Shipper? Fanfiction? LuYoon?

“LuYoon? Apa itu semacam makanana?” tanya Luhan bingung membuatnya menerima pukulan di kepala dari Yoona. “Maka dari itu aku menyuruhmu untuk rajin-rajin menggunakan internet!” ujar Yoona galak. “LuYoon itu adalah singkatan dari nama kita berdua. Luhan dan Yoona. Kau mengerti?”

Mulut Luhan terbuka lebar membentuk alfabet ‘O’. “LuYoon? Nama macam apa itu? Seharusnya mereka menggunakan nama yang lebih baik!”

“Kau benar-benar bodoh. Dari semua hal yang bisa saja terjadi, kau malah mengkhawatirkan nama julukan kita?” Yoona kembali menggelengkan kepalanya. “Pokoknya kau tidka boleh menggunakan angka 7 karena sekecil apapun hal yang bisa menghubung-hubungkan kita akan menjadi keuntungan bagi fans.”

“Woaahhh… Im Yoona, kau berbicara seakan-akan kau dan para fans adalah rival usaha.”

“Maka dari itu kau tidak boleh memakai angka 7!” ujar Yoona tegas.

“Oke! Kalau begitu aku akan memakai angka 1,” ucap Luhan senang. Yoona mengernyitkan dahinya sambil tidak melepaskan tatapannya dari Luhan. “Apa?” tanya pria itu karena merasa tidak nyaman.

“Siapa bilang kau boleh mengubah angkanya?” tanya Yoona. Luhan benar-benar tidak habis pikir dengan gadis ini. Bukankah tadi dia sendiri yang bilang bahwa Luhan tidak boleh memakai angka 7?

“Tapi kau bilang aku tidak boleh memakai angka 7.”

“Tadi kan sudah kukatakan padamu, memakai dua angka lebih baik daripada hanya memakai satu.”

“Maksudmu?”

Sebuah senyuman lebar nan nakal terlukis diwajah cantik Yoona, “tentu saja angka 77.”

4 komentar di “[One Shot] 7

  1. Aduh sehun sehun meguasai dunia? Evil baget ya melebihi kyuhyun changmin
    .buat ff luyoon lagi ya unnie ya so sweet tapi maaih sebagai artis sm juga :))

Tinggalkan komentar