BEAU 4: The Sisters

tumblr_mf0g53VZLZ1qipq43o1_500

This chapter only contains mostly about the Im sisters.

“Bagaimana ini? Bagaimana ini? BAGAIMANA!!!”

Ruang tunggu dipenuhi dengan suara panik Bora. Nampaknya berjalan mondar-mandir tidak dapat membunuh rasa tegangnya saat ini. Bukan hanya Bora, nampaknya meenam member BEAU yang lain juga terlihat sama tegangnya. Wajah Jihyun nampak mengeras tanpa ekspresi. Suji dan Jieun sibuk berdoa dengan kepala mereka yang menunduk sangat rendah, Jiyeon hanya diam dengan pandangn kosongnya yang tertuju ke lantai, Yoona sudah hampir 15 menit di dalam kamar kecil sedangkan adiknya, Soojung, sedang duduk meringkuk disudut ruangan. Tidak ada yang berani mendekatinya karena mereka semua tahu betul Soojung tidak suka bila orang mendekatinya saat dia sedang terlihat lemah.

Kenapa para gadis itu terlihat sangat tegang? Pertanyaan yang bagus! Jawabannya adalah karena hari ini adalah hari pertama mereka debut. Mereka sedang berada di kantor SBS karena mereka akan debut diacara musik mingguan, SBS Inkigayo seperti senior-senior mereka yang lain. Mereka sudah datang dari tadi pagi, menyapa para staff, memperkenalkan diri dan membagikan album mereka kepada para penyanyi-penyanyi senior yang lainnya. Beberapa dari mereka memberikan sambutan hangat namun ada pula beberapa staff dan senior yang terlihat acuh. Walaupun sebelumnya para gadis inni telah diingatkan bagaimana dunia entertainment yang sebenarnya namun tetap saja, menerima perlakuan yang tidak menyenangkan walaupun kau telah bersikap sesopan mungkin akan terasa tidak menyenangkan pula.

“Andai saja kita debut di Music Core,” gumam Bora pelan setelah akhirnya dia berhasil menenangkan dirinya (sedikit).

“Kenapa memangnya?” tanya Jiyeon pelan.

“Karena di Music Core ada Minho,” jawabnya Bora lemas. Jiyeon diam sebentar kemudian mengangguk pelan tada dia mengerti maksud Bora. “Memangnya kenapa kalau ada Minho oppa?” tanya Suji polos. “Setidaknya kan ada yang kita kenal,” kali ini giliran Jiyeon yang menjelaskan. Disaat menegangkan seperti ini, pandangan para gadis tertuju pada suara pintu yang berderit terbuka. Wajah tegang mereka menghilang dan berganti menjadi senyuman ketika wajah Amber f(x) muncul dari balik pintu. “Unnie…” Suji bangkit tapi tempat duduknya dan memeluk Amber dengan semangat diikuti oleh Jiyeon dan Jieun.

Tidak hanya dirinya sendiri, Amber ternyata membawa ‘pasukan’ yang banyak. Di belakangnya mulai bermunculan Luhan, Sehun, Jonghyun, Key, Donghae, Kyuhyun, Hyoyeon dan Suho yang secara khusus datang untuk mendukung mereka. “Kami pikir kalian akan sangat tegang makanya kami datang kesini,” Jonghyun menyengir secara lebar.

“OPPA!!!” Bora meloncat-loncat kegirangan ketika wajah Kyuhyun yang tertawa seperti idiot muncul. Bora langsung lari dan memeluk Kyuhyun sehingga dia hampir saja jatuh. “YOON BORA!” Kyuhyun mengumpat kesal karena perilaku Bora.

“Yoona…” Luhan menanyakan keberadaan kekasihnya dengan ragu-ragu kepada Jihyun. Jihyun tersenyum kecil kemudian menunjuk ke arah Yoona yang secara tepat waktu telah kembali dari kamar kecil. “Wooaahhh… Kalian semua disini? DAEEEBAK~” Yoona berseru kagum sekaligus kaget. Tidak melihat kehadiran Luhan, dia membaur bersama Jonghyun dan Key yang tengah meniru tarian BEAU dengan tawanya yang keras.

“Soojung-ah…” Sehun menyadari bahwa kekasihnya hanya duduk diam di sudut ruangan dengan kepala yang terbenam diantara kedua lututnya. Soojung mengangkat wajahnya setelah mendengar suara lembut Sehun dan ternyata wajahnya telah basah dengan air mata. Soojung benci ketika orang lain harus melihatnya dalam keadaan seperti ini. Soojung benci berada ditengah-tengah orang banyak ketika dirinya sedang down. Soojung membuang muka dari Sehun hanya untuk menghapus air matanya. Sehun mengulurkan tangannya untuk membantu Soojung berdiri dan disambut hangat oleh gadis itu. Sehun tersenyum lembut kemudian menepuk pelan pundak Soojung, “tenang saja. Kau pasti bisa melakukannya. Aku tahu kau sudah berusaha sebaiak mungkin dan hasilnya pasti tidak akan mengecewakan. Kau hanya perlu percaya pada dirinya sendiri.”

Soojung akhirnya dapat tersenyum mendengar kata-kata Sehun yang menenangkan hatinya. Sayangnya senyuman Soojung tidak bertahan lama setelah melihat kakaknya yang tengah meloncat-loncat seperti orang gila. Awalanya Soojung pikir dirinya tidak normal dan terlalu melankolis karena menangis di hari debut mereka namun Soojung sadar, semua orang sama sepertinya. Mereka merasa takut dan tegang. Tangisan Suji dan Jiyeon pecah setelah Amber memeluk mereka, Bora juga tengah terisak-isak dipelukan Kyuhyun. Jangan salah sangka! Kyuhyun dan Bora tidaklah berkencan hanya saja mereka sagat dekat, super dekat jika boleh dibilang. Bora dan Yoona telah masuk kedalam Kyu line bersama dengan artis-artis SM lainnya, karena itulah mereka sangat dekat layaknya kakak-adik.

Dan kemudian ada Yoona. Hanya dia yang tidak menangis, tidak merasa tegang ataupun takut. Disaat itu juga Soojung yakin bahwa apa yang dipikirkannya selama ini benar: Yoona tidak waras. “Soojung-ah, jangan menangis lagi. Ayo menari bersama kami!” Yoona berteriak dan menghampiri adiknya. Dia menarik lembut tangan Soojung agar bergabung bersamanya namun tangan Yoona langsung ditepis olehnya. Yoona tersentak kaget mendapati perilaku Soojung padanya. Soojung memberikan Yoona tatapan tajan sambil menggeleng pelan kepalanya. Mulutnya bergerak seakan ia igin mengatakan sesuatu tapi kata-kata itu tidak bisa keluar.

Soojung akhirnya menyerah kemudian mendorong tubuh Yoona secara kasar dan berjalan keluar ruangan. Kepalanya hampir saja terbentur meja rias apabila Luhan tidak menangkap tubuhnya dengan cepat. “Kau tidak apa-apa?” tanya Luhan khawatir. Yoona mengangguk pelan dan dia masih dalam keadaan shock. “Biar aku bujuk dia-”

“Jangan!” Yoona menghentikan Sehun yang hendak mengejar Soojung. “Biar aku saja yang membujuknya,” Yoona berucap pelan. Dia menghembuskan nafas kemudian berjalan menyusul Soojung. Pikiran Yoona benar-benar kacau saat ini. Dia tidak tahu kenapa Soojung marah padanya kali ini. Dia tahu bahwa Soojung selalu menganggapnya bodoh karena tingkahnya yang seperti anak kecil namun Soojung tidak pernah benar-benar marah terutama bermain fisik seperti tadi.

Yoona berlari kecil dan melihat ke kanan dan kiri. Mulutnya bergumam kecil sedangkan matanya sibuk mencari sosok Soojung. Setelah beberapa saat, Yoona bisa melihat Soojung yang tengah duduk sendirian di samping vending machine. Soojung benar-benar menyukai suasana yang sunyi. Tidak ada banyak orang yang lewat disini jadi dirinya bisa dengan aman menangis sepuasnya.

Yoona melangkah sepelan mungkin, berharap Soojung tidak menyadari kehadirannya. Namun nampaknya usaha Yoona gagal total. Soojung mengangkat kepalanya dan sekali lagi menajamkan tatapannya kepada Yoona, kakaknya. Yoona dengan hati-hati duduk disamping adiknya. “Maaf,” gumam Yoona pelan. Soojung diam dan tidak menjawab kata-kata Yoona. “Aku tidak tahu kenapa kau marah padaku kali ini tapi…” Yoona meraih tangan adiknya dan menggenggamnya dengan pelan. “…aku tahu kau takut, aku tahu kau tegang dan stress. Aku bisa melihat bahwa dalam seminggu terakhir ini kau mengalami stress berat karena debut kita yang tiba-tiba. Tidak apa-apa jika kau menunjukkan rasa takutmu dihadapan orang lain. Kau tidak perlu sembunyi dibalik topengmu yang menunjukkan bahwa kau adalah seorang wanita yang selalu tegar dan berani-”

“Aku bukan orang bodoh sepertimu yang tidak pernah menganggap serius hal-hal yang terjadi. Aku bukan idiot sepert-”

“Aku tahu aku bodoh, tapi aku bukanlah orang yang tidak pernah menganggap semua hal ini main-main. Aku sama sepertimu dan yang lain, Soojung-ah. Aku juga merasa takut dan stress. Hanya saja cara kita menutupi kekurangan kita sedikit berbeda. Jika kau menutupi hal itu dengan terlihat tegar, aku lebih memilih untuk tersenyum,” ujar Yoona pelan.

“Itu tandanya kau sama saja denganku, iya kan? Kau juga bersembunyi dibalik topeng yang kau buat sendiri,” ujar Soojung tajam. Yoona tertawa kecil sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal, “benar juga. Waah, kau benar-benar tajam.”

Soojung kembali marah melihat Yoona yang tertawa seperti orang bodoh. “Tertawa? Bagaimana kau bisa tertawa disaat-saat seperti ini?” Soojung menaikkan nada suaranya. “Urgh aku benar-benar membencimu!” Soojung berteriak padanya.

“Kau adalah adikku, Soojung-ah. Mengapa kau sangat membenciku?” tanya Yoona pelan, dia terdengar sangat putus asa.

“Kau mau tahu kenapa aku membencimu? Aku membencimu karena kau adalah seorang idiot! Aku lebih berbakat darimu, aku lebih pintar darimu tapi semua orang? Semua orang menyukaimu! Aku memiliki semua hal yang kau bahkan tidak punya tapi mereka lebih memilihmu dari pada aku. Bahkan orang tua kita lebih menyayangimu daripada aku. Aku adalah anak bungsu di rumah tapi apa pernah mereka memperlakukan aku layaknya seorang anak bungsu? Mereka sangat menyayangi dan memujimu. Apa yang kau punya dan aku tidak punya?

Lalu para senior juga lebih memilih bergaul denganmu daripada aku. Dan sekarang aku harus debut di grup yang sama deganmu. Kau tahu hal apa yang selalu aku ucapkan saat aku berdoa? Aku meminta kepada Tuhan agar kau dan aku debut di grup yang berbeda atau setidaknya salah satu dari kita tidak debut dan aku mengharapkan itu kau! Aku ingin keluar dari rumah dan tinggal di asrama dengan member-member yang lebih menyangangiku daripada kau, member yang menganggapmu hanya sebagai teman dekat dan aku sebagai keluarga mereka. Tinggal di asrama tanpa harus sering-sering pulang kerumah dan melihat muka idiotmu sekali dalam setahun.

Tapi lihat yang terjadi sekarang. Kangta sunbae-nim itu merusak impianku dan mendebutkan KAU di grup yang sama denganku. Kau tahu apa yang dikatakan Suji, Jiyeon dan Jieun sebelum kita pindah ke asrama? Mereka berdoa agar tidak sekamar denganku dan kau tahu siapa orang yang paling mereka harapkan sebagai roommate mereka? KAU, YOONA! KAU! Apa yang kau punya sehingga aku harus selalu menjadi bayanganmu? Kau tidak bisa bernyanyi, kau tidak lebih cantik atau menari lebih baik dariku. Apa yang kau punya? Hah? Jika kau masih penasaran kenapa aku membencimu, itu adalah jawabanku!”

“Im Soojung, tidakkah kau pikir kau sudah sedikit kelewatan?” Yoona berkata pelan. Wanita itu menundukkan kepalanya dan menangis pelan. Melihat seorang Im Yoona menangis terlebih ketika dia ada dihadapannya adalah suatu hal yang bahkan tidak pernah Soojung bayangkan.

“Im… Im Yoona… apa kau menangis?” tersirat nada khawatir dalam suara Soojung. Dia mulai berjalan mendekati kakaknya yang hanya berdiri diam dengan kepala yang menunduk dalam.

“Mianhae…” suara Yoona terdengar serak ketika berbicara. Mata Soojung terbuka lebar dan mulutnya berubah membentuk kapital ‘O’. Selama hidup 20 tahun terakhir ini, jujur saja Soojung tidak ingat kapan dia melihat Yoona menangis. Yoona pernah marah, tapi dia tidak pernah menangis. Tidak ketika dia putus dari mantan pacar sebelumnya, tidak ketika mereka diumumkan akan debut, tidak… pernah. Soojung bahkan berpikir bahwa Yoona tidak memiliki kelenjar air mata sama sekali.

“Aku tidak tahu kalau selama ini aku sudah menjadi beban hidupmu. Aku tahu kau membenciku tapi aku tidak pernah sadar bahwa aku adalah kakak yang sangat buruk untukmu. Dan maaf jika aku telah membuatmu terjebak seumur hidup dalam grup ini. Aku… aku pikir ini akan menjadi kesempatan bagi kita untuk memiliki hubungan yang lebih baik tapi sepertinya hanya aku yang berpikir begitu,” ucap Yoona dengan suara yang amat pelan. Soojung bisa mendengar dengan jelas isakan Yoona karena sangat hening disini, terutama dengan hanya ada mereka berdua saja.

Entah mengapa Soojung malah merasa bersalah. Dia sudah membuat Yoona menangis dan itu semua karena kata-katanya. Soojung memang ebrlidah tajam namun dia menyadari bahwa kata-katanya tadi memanglah sedikit kelewatan. Jika Yoona masih bisa tersenyum setelah mendengar kata-katanya barusan maka dia tentunya tidak normal.

Namun Soojung sadar bahwa ternyata kakaknya yang menyebalkan jugalah seorang manusia yang memiliki perasaan. Soojung sadar bahwa senyuman yang ditunjukkan Yoona selama ini bukanlah senyumnya yang asli. Ketika kaget, Yoona akan tersenyum. Ketika dia seharusnya sedih, marah atau kecewa, dia akan selalu tersenyum. Dan itu membuat Soojung kembali sadar bahwa itu adalah cara Yoona membentengi dirinya agar semua orang tidak tahu bahwa sebenarnya dia hanyalah seorang wanita yang… lemah. Dari luar, mereka berdua nampak amat sangat berbeda namun sebenarnya, mereka 100% sama persis. Walaupun Yoona bukanlah kakak yang baik, namun setidaknya dia mencoba.

Soojung melingkarkan kedua tangannya di bahu Yoona. Isak tangis Yoona terhenti dan dia masih berdiri membeku. “Mianhae. Maaf jika kata-kataku barusan menyakiti perasaanmu. Aku hanya kesal dan melihat wajahmu membuat semuanya keluar begitu saja. Maaf karena aku telah membuatmu menangis.” Soojung memeluk kakaknya yang kembali menangis kencang erat-erat.

Soojung mengerti sekarang kalau semua orang memiliki kekurangannya masing-masing. Ini tentu saja bukanlah salah Yoona ataupun orang lain dan tentu saja bukan kesalahannya. Hanya saja mulai saat ini, Soojug harus mulai untuk lebih membuka diri pada orang lain, keluarga, teman, dan juga kepada dirinya sendiri. Dia harus mulai mengakui semua kelemahannya.

7 komentar di “BEAU 4: The Sisters

    • Alhamdulillah kalo ada yg suka sama ff ini. Jujur aja aku sempet putus asa dan berencana ga mau ngelanjutin karena aku pikir ga ada yg baca ff ini, aku jadinya patah semangat.

Tinggalkan komentar