BEAU: chapter 1

 

“Selamat atas terpilihnya kalian!” Lee Soo Man berseru kencang dengan matanya yang berbentuk bulan sabit. Ketujuh gadis cantik yang berdiri di depannya pun tidak kalah gembira. Mereka tidak henti-hentinya menunduk dan memberi hormat kepada pendiri SM tersebut.

“Karena kalian saat ini sudah resmi terpilih dan tentunya sebentar lagi kalian akan melakukan debut kalian, hari ini aku akan memberikan kalian day off karena sebagai informasi saja, hari ini mungkin adalah hari terakhir kalian sebagai gadis-gadis biasa yang dapat menikmati hari-hari kalian secara normal. Ada yang mau ditanyakan?”

Gadis cantik berkulit gelap, Yoon Bora, mengangkat tangannya secara ragu-ragu. “Ya, ada apa, Bora-ah?” tanya Lee Soo Man.

“Sonsaeng-nim, apa nama grup kami nantinya dan siapa yang akan menjadi leader?”

Lee Soo Man tersenyum lalu menebarkan pandangannya ke gadis-gadis yang lain. “Untuk masalah itu kita akan bicarakan besok. Aku tidak mau mengganggu pikiran kalian dengan hal ini dulu terutama unutk hari ini. Jika sudah tidak ada yang ditanyakan lagi maka kalian dipersilahkan pulang tapi ingat! Besok pukul 6 pagi kalian sudah harus ada disini karena kalian harus siap-siap untuk masuk dorm. Apa kalian mengerti?” tanyanya lagi. Ketujuh gadis itu secara serempak menjawab ‘iya’ dan menganggukkan kepala mereka dengan semangat.

Setelah dipersilahkan keluar, Yoona adalah yang pertama kali berteriak sambil meloncat-loncat kegirangan. “KYAAAA!! Aku tidak percaya kita akan debut dalam satu grup!!!” teriak Yoona sambil memeluk erat Soojung, adik perempuannya. Soojung berusaha keras menjauhkan Yoona yang sedang high darinya sementara Kedua gadis berwajah imut tengah menangis sambil berpelukan. Keduanya bahkan tidak dapat mengeluarkan satu katapun karena air mata mereka. Bora, gadis berkulit gelap tadi, hanya bisa mengucapkan syukur kepada Tuhan karena telah mengabulkan impiannya sementara kedua gadis tinggi berambut panjang tidak dapat melepaskan tangan mereka satu sama lain dengan air mata mengalir di wajah mereka.

“Kira-kira siapa yang akan jadi leader di antara kita?” ulang Bora lagi. Soojung dengan santai mengangkat kedua bahunya dan berkata, “yang pasti bukan aku atau Suzy.”

“Aku rasa pilihannya hanya tinggal kau, Jihyun onnie atau Yoona onnie,” sambung gadis berperawakan mungil, Jieun. Yoona menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa dia tidak setuju dengan pemikiran Jieun. “Aku rasa pilihannya hanya Jihyun atau Bora onnie. Walaupun kami lahir di tahun yang sama tapi mereka berdua adalah onnie bagiku.”

“Semoga itu benar. Aku tidak bisa membayangkan masa depan grup ini jika onnie yang menjadi leader nya,” celetuk Soojung. Yoona menjelitkan matanya pada adik perempuannya yang dibalas dengan jelitan yang tidak kalah galak.

“Aku tidak ingin menjadi leader, tugas leader terlalu berat,” rengek Bora.

“Aku juga tidak ingin kau menjadi leader nya, onnie. Setiap kali kita di interview nantinya pasti kau akan tertawa sebelum mengatakan apa-apa,” sambung gadis tinggi berambut panjang.

“YA! Bae Suzy!” protes Bora.

“Sudahlah. Lebih baik kita sekarang pulang dan mengabari keluarga kit amasing-masing mengenai kabar bahagia ini. Lagi pula kita harus membereskan barang-barang yang akan kita bawa nanti ke dorm,” ujar Jihyun. Keenam gadis yang lain mengangguk setuju dan saling berpelukan sambil mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.

Mulai hari ini, kehidupan mereka tidak akan pernah sama lagi seperti sebelumnya.

;

***

;

“Cukhae.” Luhan berucap dengan manis sambil memegang sebuah cupcake di tangannya. Yoona tersenyum lebar dan secara langsung memeluk Luhan dengan erat. “Yoong, aku susah untuk bernafas.”

Yoona terkejut dan dengan cepat melepas pelukannya dari Luhan. “Mianhae. Apa kau kesakitan?” tanyanya dengan nada khawatir. Luhan ,menggeleng sambil tertawa. “Aku heran bagaimana kau bisa begitu kuat sebagai seorang wanita. Terlebih lagi tubuhmu kurus.” tambahnya.

Yoona membuka mulutnya lebar-lebar dan menunjukkan ekspresi tersinggung di wajahnya. “Bagaimana… bagaimana bisa kau bilang aku adalah wanita kurus? Apa kau tidak bisa melihat aku ini SEKSI.”

Luhan mengeluarkan tawanya yang keras dan kencang melihat kelakuan pacarnya, “kau tahu, Yoong? Untuk gadis seumuranmu aku sangatlah kekanak-kanakkan.” Yoona membuka mulut dan matanya lebih lebar, tidak percaya bahwa pacaranya benar-benar mengatakan hal itu padanya. Melihat ekspresi wajah Yoona yang berubah, Luhan buru-buru menguasai dirinya dan berusaha menenangkan kekasihnya sebelum cupcake yang sekarang ini sedang berdiam manis di tangan Yoona melayang ke kepalanya.

“Mianhae. Mianhae Yoong~” Luhan mengeluarkan aegyo nya yang tentu saja membuat Yoona dengan mudahnya luluh. “Jadi, apa nama grup kalian nantinya?”

Yoona menggelengkan kepalanya, “Lee Soo Man sonsaeng-nim belum memberitahu kami.”

“Leader nya?” tanya Luhan lagi.

Yoona menatap kekasihnya dengan pandangan tidak percaya kemudian melipat kedua tangannya di atas perutnya, “Xi Luhan-ssi. Kau pikir dia akan memberitahu kami siapa yang menjadi leader tanpa berkata apa nama grup kami nantinya?”

Luhan menepuk pelan keningnya dan memberi Yoona sebuah cengiran manis di wajahnya. “Baiklah. Aku akanmemaafkanmu karena kau lucu.” ujar Yoona.

“Leader… Itu bisa saja kau, Yoong.” Luhan berkata pelan. Yoona terkekeh kecil, “atas dasar apa? Ah, apa karena aku tidak memiliki talenta apa-apa?”

Luhan terbelalak mendengar kata-kata Yoona. Luhan tahu bahwa selama ini Yoona selalu merasa bahwa dirinya tidak memiliki talenta khusus karena dia tidak begitu pandai bernyanyi tapi Yoona bisa menari. Luhan sendiri yakin bahwa setiap orang memiliki bakat yang berbeda di bidang yang berbeda-beda pula. “Kau tidak seharusnya bicara seperti itu.”

“Jujurlah, Han. Aku tidak akan marah jika kau sendiri berpikiran bahwa aku tidak memiliki talenta apa-apa. Seperti katamu, tubuhku kurus dan aku tidak menarik. Wajahku biasa-biasa saja dan aku juga tidak bisa menyanyi. Jujur saja, berada dalam grup yang sama dengan Soojung membuatku merasa khawatir. Aku tidak bisa bernyanyi sebaik Soojung, aku tidak bisa menari dengan baik, aku tidak secantik Jihyun onnie, aku juga tidak bisa rap seperti Bora onnie. Aku tidak tahu apa peranku nantinya dalam grup ini.”

Luhan menatap kekasihnya dengan iba. Bukan iba karena dia setuju dengan kata-kata Yoona namun dibalik sikap cerianya selama ini, Yoona menyimpan seribu kekhawatiran dan rasa tidak percaya diri pada dirinya sendiri. Luhan mendekati Yoona dan dengan pelan memeluk gadis itu dengan lembut.

“Kau tahu apa yang aku pikirkan ketika Lee Soo Man sonsaeng-nim berkata bahwa kami akan debut? Aku tidak bisa tidur semalaman. Bukan karena aku senang tapi karena aku merasa khawatir, sama sepertimu. Aku sadar bahwa aku tidak pernah menjadi nomor 1, Yoong. Aku adalah dancer kedua setelah Lay, vocalis kedua setelah Chen, visual kedua setelah Kai. AKu selalu menjadi yang kedua.

Tapi apa kau tahu apa yang Minseok katakan padaku? Dia berkata bahwa inilah hidup. Hidup tidaklah selalu berjalan seperti yang kau harapkan… atau juga seperti yang kau prediksi. Aku memprediksi semua orang akan meremehkanku, semua orang akan mengira aku hanyalah member yang hanya menjadi pelengkap dan hiasan. Tapi setelah aku debut, aku baru menyadari bahwa aku salah! Semua rasa khawatir itu tidak sebanding dengan mimpiku sebagai penyanyi.”

Luhan melepaskan pelukannya dan menatap Yoona dalam-dalam, “aku tidak peduli orang lain berkata apa tentangku. Yang aku pedulikan hanyalah aku menikmati jalan yang telah ku pilih dan juga para fans yang mencintaiku karena aku adalah aku, bukan orang yang berusaha untuk menjadi manusia yang sempurna.”

Yoona tersenyum lembut mendengar kata-kata kekasihnya. “Jadi aku rasa kau tidak perlu khawatir dengan posisi atau talenta mu. Jika kau meragukan dirimu sendiri maka kau secara tidak langsung juga meragukan Lee Soo Man sonsaeng-nim. Dia memilihmu karena dia tahu kau bisa, Yoong, kau mampu! Jadi jangan pernah meragukan dirimu sendiri lagi, arasso?”

Yoona mengangguk kencang. “Ne. Terimakasih, Luhan-ah.”

 

***

 

Jihyun meletakkan pakaian terakhir yang akan dibawanya ke dorm. Gadis itu melekatkan pandangannya ke kamar tercintanya yang sudah ditempatinya selama lebih dari 20 tahun terakhir ini. Orang tua nya luar biasa bahagia ketika mendengar kabar bahwa Jihyun terpilih dan akan debut secepatnya. Jihyun duduk di kasurnya dan menutup matanya rapat-rapat. Dia mencoba untuk menghirup aroma kamarnya karena dia sadar bahwa semua ini tidak akan pernah sama lagi mulai dari sekarang.

“Jika aku yang akan menjadi leader maka aku akan menjadi leader yang baik, aku janji.”

 

***

 

“Jadi kau akan debut bersama Yoona noona? Dalam 1 grup?” tanya suara seornag pria kepada Soojung.

“Ehm.” gadis itu menjawab singkat.

“Sepertinya itu akan menarik.” pria itu berkata lagi. Soojung mengambil ice cream yang ada di tangannya dan memasukkan satu sendok besar ke dalam mulutnya.

“edhnthahlugh.” jawabnya.

“Apa?”

Soojung dengan susah payah menelan ice cream agar dia dia merespon kata-kata pacarnya. “Im Soojung! Apa kau sedang makan sekarang?” tanya pria itu denga suara keras. Setelah berhail menyingkirkan ice cream dari mulutnya, Soojung menaruh kembali telpon yang tadi sengaja dia jauhkan. “Aku sedang makan ice cream.” jawabnya santai.

“Im Soojung! Tahukah kau bahwa sekarang kau tidak boleh mengemil lagi? Terutama di malam hari seperti ini.”

“Aigoo~ Aku seharusnya percaya kata-kata pacarmu ketika dia bilang padaku bahwa kau itu sangat berisik.”

“Pacarku? Siapa? Bukankah pacarku itu adalah kau?” tanya pria bernama Sehun heran.

Soojung tertawa geli, “siapa lagi kalau bukan pasangan gay mu.”

“Luhan hyung?”

“Ya. Pacar dari pacarku yang kemungkinan akan menjadi kakak iparku juga.” jawabnya dengan tawa kecil.

“Soojung, sebaiknya kau bersiap-siap ketika kita bertemu nanti! Aku tidak akan tinggal diam!” ancam pria itu.

“Uuuuhhh~ aku takut.” jawab Soojung dengan canda.

 

***

 

“Aku senang akhirnya kita berdua bisa debut dalam grup yang sama.” Jieun berkata pada Jiyeon.

“Onnie, bagaimana denganku?” rengek Suzy pada Jieun yang seakan mengacuhkannya. Jieun dan Jiyeon tertawa keras karena kelakuan Suzy yang aneh. Jieun dan Suzy hari ini terpaksa bermalam di rumah Jiyeon karena mereka berdua tidak berasal dari Seoul. Ketiganya berkumpul dikamar Jiyeon, mengira-ngira apa yang akan terjadi besok saat mereka semua telah pindah ke dalam 1 dorm yang sama.

“Aku harap aku bisa 1 kamar dengan Yoona onnie.” ujar Jiyeon.

“Ya Park Jiyeon! Kau tidak mau sekamar denganku?” tanya Jieun tersinggung. Jiyeon mencibirkan lidahnya pada sahabatnya sambil tertawa terbahak-bahak. “Kalau aku ingin sekamar dengan Bora onnie.” sambung Suzy.

“Bae Suzy!” Jieun kembali mengirimkan tatapan tajamnya ke arah Suzy. Jieun mengeluarkan nafas berat dan mendesah, “baiklah kalau begitu aku rasa aku harus sekamar dengan Jihyun onnie.”

“Bagaimana dengan Soojung?” tanya Suzy.

“Ya! Kalian seumur jadi seharusnya kalian berdua menjadi room-mate.” ujar Jiyeon pada sang magnae. Suzy menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Aku lebih baik mejadi rakn sekamarnya Yoona onnie dbandingkan dengan Soojung.”

Jiyeon dan Jieun saling bertukar pandang heras. “Wae? Apa kalian bertengkar?”

Suzy menggeleng, “aku tidak terlalu dekat dengannya. Lagi pula Soojung adalah orang yang chic sehingga aku tidak pernah benar-benar mengobrol dengannya. Sekamar dengannya pasti akan sangat canggung.” jawab Suzy pelan, meninggalkan kedua sahabat nya, Jiyeon dan Jieun, tertegun heran.

 

***

 

Jihyun datang paling awal. Dia tiba di kantor setengah jam lebih awal dari apa yang diperintahkan oleh Lee Soo Man. Jihyun diperintahkan untuk menunggu Lee Soo Man di ruang kerjanya. Merasa jenuh menunggu sendirian, Jihyun mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada Yoona, menyuruhnya agar cepat datang.

Setelah kurang lebih 2 menit, Jihyun mendapatkan balasan dari Yoona yang mengatakan bahwa dia sudah berada di dekat kantor bersama Soojung. Bicara mengenai Soojung, Jihyun jujur saja cukup khawatir dengan bagaimana jadinya ketika mereka bertujuh telah tinggal dalam 1 dorm. Soojung bukanlah orang yang dapat bersosialisasi dengan orang lain dengan baik, berbeda dengan Yoona yang dapat mengakrabkan diri pada orang yang bahkan baru 5 menit dikenalnya.

Soojung tidak pernah bersikap kurang ajar atau tidak sopan kepada orang lain, hanya saja dia tidak pernah benar-benar mencoba untuk membuka atau bahkan mendekatkan diri kepada trainee-trainee yang lain. Soojung hanyalah dekat dengan member f(x) seperti Luna dan Victoria, sesekali dia juga mengobrol bersama Sulli tapi dengan trainee-trainee yang lain? Jihyun berpikiran akan susah untuk Soojung dapat menyesuaikan dirinya dalam grup ini.

“Onnie.”

Jihyun memutar kepalanya dan mendapati Jieun, Jiyeon dan Suzy tengah melambai kearahnya. Jihyun tersenyum karena akhirnya kesendiriannya telah berakhir dan memberi gesture pada ketiganya untuk segera masuk ke dalam ruangan.

“Sejak kapan kau datang?” sebuah suara lagi, Bora, kembali terdengar. Gadis yang memiliki kulit paling gelap diantara gadis-gadis yang lain itu masuk dengan senyum lebar di wajahnya. Jihyun sangat menyukai Bora. Dia adalah sahabat sekaligus seseorang yang dapat Jihyun andalkan ketika dirinya merasa sedih atau bahkan down. Bora menepuk pundak Jihun dan memberinya sebuah pandangan penuh arti.

“Apa?” tanya Jihyun heran. Bora hanya menggeleng pelan sambil terus tersenyum ke arahnya.

“Apa kami yang terakhir?” suara khas milik Yoona akhirnya melengkapi kehadiran mereka.

“Annyeonghaseyo.” sapa Soojung singkat.

“Aee… Kenapa kau harus bersikap terlalu formal, Soojung-ah?” ujar Bora sambil menepuk pundak gadis itu dengan main-main. Soojung nampaknya sedikit terkejut dengan aksi Bora tapi dia hanya memilih untuk tersenyum canggung pada member yang lebih tua itu.

“Lee Soo Man sonsaeng-nim belum datang?” tanya Suzy sambil terus melirik kearah jam tangannya.

“Sonsaeng-nim sedang ada di US sekarang.” Kangta, salah satu senior di SM Entertainment, berada di hadapan mereka alih-alih sosok Lee Soo Man. Ketujuh gadis yang tadinya terkejut buru-buru mengikuti perintah Jihyun untuk segera menunduk pada senior mereka.

“Oh, kau memiliki respon yang sangat cepat, Jihyun-ssi. Aku rasa itu alasan Bora menolak untuk menjAdi leader dan malah menyarankan untuk memilihmu.” ujar Kangta.

Jihyun yang merasa bingung dengan kata-kata Kangta langsung menengok ke Bora yang sekarang sedang tersenyum padanya. Kangta yang mengerti bahwa para gadis-gadis ini tengah bingung buru-buru melanjutkan kata-katanya.

“Untuk project debut kalian, aku lah yang akan bertanggung jawab, buakan Lee Soo Man sonsaeng-nim. Aku yang telah memilih kalian bertujuh diantara 30 trainee yang lain setelah melihat profil dan keseharian kalian selama masa-masa trainee. Sebenarnya, aku telah memilih Bora untuk menjadi leader kalian namun sayangnya,” Kangta mengehnatikan kata-katanya sebentar, “Bora menolak tawaran itu dan menyarankanku untuk memilih Jihyun karena dia merasa Jihyun lebih pantas untuk menjadi seorang leader.” Kangta tersenyum pada Jihyun yang masih shock.

“Bagaimana dengan yang lain? Apa kalian setuju Jihyun menjadi leader kalian? Jika kalian tidak setuju maka kalian bisa mengangkat tangan kalian.” ruang kerja Lee Soo Man tiba-tiba menjadi sunyi dan tidak ada satu gadis pun yang mengangkat tangan mereka. Kangta menganggukkan kepalanya beberapa kali. “Baiklah! Aku rasa kita semua setuju bahwa Jihyun lah yang akan menjadi leader kalian. Baiklah, untuk sekarang, lebih baik kita lanjutkan rapat ini sambil duduk, oke?” ketujuh gadis itu mengangguk dan kembali duduk setelah mempersilahkan senior mereka duduk terlebih dahulu.

“Aku akan membagikan posisi kalian dalam grup, penempatan kamar di dorm dan… memutuskan bersama-sama apa nama yang cocok ntu grup kalian.” para gadis itu mengangguk pelan. “Baiklah. Kita akan bicarakan masalah vokalis terlebih dulu, ok? Setelah melihat kemampuan kalian, aku memutuskan agar Jieun menjadi vokalis utama. Setelah itu Soojung akan menjadi lead vocal pertama dan Suzy menjadi lead vocal kedua.” ketiga gadis yang namanyadisebutkan mengangguk pertanda mereka sudah mengerti.

“Kemudian untuk rapper, aku rasa kita semua sudah tahu kan? Bora yang akan menjadi rapper tapi untuk berjaga-jaga, aku juga telah memilih Jiyeon untuk menjadi sub-rapper. Untuk dancer, Yoona akan menjadi main dancer diikuti oleh Jiyeon sebagai lead dancer pertama dan Jihyun ditempat kedua. Aku tidak akan memberikan Jihyun tugas-tugas yang sulitbkarena menjadi leader itu sendiri sudah merupakan sebuah tantangan yang besar. Jihyun juga akan menjadi spokeperson dari grup ini. Kalian tentunyabtahu bahwa dinsetiap grup memiliki visual atau center masing-masing kan? Untuk hal itu, aku telah memilih Yoona yang akan menjadi face of the group maka dari itu Yoong, aku harap kau bisa bersikap sedikit lebih feminim,” Kangta memandang Yoona dengan serius dan dibalas dengan senyuman nakal dari gadis itu.

“Dan selain itu setelah melihat profil kalian ternyata Soojung adalah member yang lahir termuda jadi tentunya Soojung lah yang menjadi magnae resmi disini walaupun dia dan Suzy lahir di tahun yang sama.

Kemudian mengenai masalah pembagian kamar di dorm. Aku memutuskan bahwa Jihyun akan sekamar dengan Jieun dan Bora, Jiyeon bersama Yoona akan menjadi roommate sedangkan para magnae akan menggunakan kamar yang sama. Kalian tidak boleh seenaknya mengatur ulang susunan ini karena aku sendiri lah yang telah menentukan siapa yang menjadi rommate kalian setelah mengawasi kalian beberapa minggu ini.

Setelah itu aku secara pribadi menyarankan kalian untuk memakai nama asli kalian sebagai stage name. Apa kalian setuju? Aku tidak keberatan jika kalian menolak.” Semunya pun menggangguk dan menerima saran Kangta.

“Maksud dari saranku tersebut adalah agar kalian terus diingat sebagai diri kallian sendiri. Akan lebih baik bila orang di atas maupun di belakang panggung mengenali kalian dengan nama dan kepribadian yang sama jadi menurutku hal itu akan lebih baik dan untungnya kalian semua setuju jadi kita semua tidak memiliki masalah dengan hal itu, betul?

Dan sekarang… mengenai masalah nama grup kalian. Aku telah mendiskusikan hal ini dengan BoA dan Tiffany. Sebenarnya Tiffany lah yang telah memberikan nama ini untuk grup kalian tapi kami semua tidak keberatan apabila kalian menolak dan memiliki opini sendiri mengenai nama yang lain. Nama yang Tiffany pilih dan sarankan pada kalian adalah beau. Beau berasal dari bahasa Prancis yang memiliki arti beautiful dalam bahasa Inggris. Beautiful sendiri bisa memiliki berbagai arti dan semua artinya adalah hal yang bagus atau baik. Beautiful sendiri bisa berarti cantik atau indah, sama seperti kalian semua. Nama ini dapat mewakili visual dan talenta kalian yang baik. Bagaimana menurut kalian?”

Para gadis itu diam setelah ‘pengumuman’ besar dai Kangta berakhir. Terlalu banyak hal yang terpintas dalam benak mereka dan masalah nama grup bukanlah hal yang paling penting saat ini. “Ehem.” Kangta mencoba untuk memecahkan lamunan para gadis ini. Jihyun adalah yang pertama menanggapi pertanyaan Kangta. “Aku menyukai nama itu, sunbae-nim.” jawabnya.

“Aku juga. Beau adalah nama yang bagus.” tambah Yoona disambut anggukan dari yang lainnya.

“Dalam beberapa bulan ini, kalian telah mereka 4 lagu dan mempelajari koreografi untuk lagu-lagu itu kan?” tanya Kangta dan kembali dijawab dengan anggukan dari gadis-gadis dihadapannya.

“Sebagai informasi saja, lagu-lagu itu adalah lagu-lagu ang yang akan masuk dalam mii album kalian.”

“Mini album?” tanya Bora kaget dan tidak percaya. Kangta mengangguk. “Pantas saja Young Jin sunbae-nim menyuruh kami untuk seserius mungkin ketika rekaman.”

“Kalian tidak menyadari atau setidaknya curiga?” tanya Kangta kaget, kali ini dia lah yang tidak percaya. Ketujuh gadis itu menggelengkan kepala mereka. ” Victoria onnie bilang bahwa itu adalah hal yang wajar dilakukan oleh para trainee.” jawab Soojung polos. Kangta tertAwa keras dengan kepolosan gadis-gadis dihadapannya.

“Tentu saja tidak, Soojung-ah. Ah… baiklah. Jadi mari lihat lagu yang telah kalian selesai rekam,” ujarnya sambil membalik-balik kertas yang ada ditangannya. “Danger, Mirror Mirror, Ma Boy dan Tell Me Your Wish. Jadi lagu yang belum selesai hanyalah tinggal You and I, I Go Crazy Because of You dan Breathe. Ketiga lagu ini harus kalian selesaikan dalam waktu 2 minggu karena debut kalian hanya tinggal kurang dari 30 hari atau kurang dari 1 bulan.”

“Yeeee?” koor para gadis itu. Kangta mengangkat alisnya, “apakah terlalu cepat? Aku rasa tidak dan akunyakin kalian dapat menyelesaikan 3 lagu ini dalam waktu 1 minggu karena kalian tidak perlu menghafal lagu ini, kalian hanya cukup berlatih dan merekam dengan baik berhubung lagu-lagu ini todak akan kalian tampilkan di acara-acara musik broadcast. Dan untuk lagu You and I, Young Jin sunbae-nim telah berkata padaku bahwa lagu ini akan dinyanyikan oleh trio vokalis alias Jieun, Soojung dan Suzy.

2 minggu sebelum debut, kita akan mulai merilis foto teaser, profil sekaligus MV teaser kalian. Aku tahu ini terkesan sangat terburu-buru tapi kita hanya memiliki sedikit waktu mengingat kita akan memiliki banyak konser SMTown dan tahun depan kami akan disibukkan dengan konser solo para senior kalian seperti SNSD, SHINee dan Super Junior. Jadi aku harap kalian bisa mengerti jika semua ini dilakkan dengan agak sedikit buru-buru.” jelasnya lagi. Para gadis itu kembali mengangguk.

“Dan untuk Yoona dan Soojung,” kedua gadis itu langsung mengangkat kepala mereka dan melihat ke arah Kangta. “Aku tahu pastinya sulit bagi kalian untuk berada dalam satu tim tapi aku tetap berharap dari kalian untuk memperlakukan satu sama lain secara profesional setiap kali kalian bekerja dihadapan kamera. Kalian semua harus saling membantu satu sama lain dan cobalah untuk mendekatkan diri pada member-member yang lain jika kalian masi merasa canggung dengan salah satu member atau bahkan mungkin lebih. Walaupun kalian tidak memiliki hubungan darah tapi anggaplah member-member yang lain sebagai keluarga kalian, saudara perempuan yang harus kalian dukung dan lindungi. Mengerti?”

Para gadis itu menjawab iya dan mengangguk tanda mereak telah mengerti. “Apa ada pertanyaan?” semuanya menggeleng. “Baiklah. Kalau begitu kalian dipersilahkan untuk bubar dan pergi menuju dorm kalian yang sekarang. Mananger kalian telah menunggu dibawah dan mulai saat ini kalian akan memiliki manager dan van kalian sendiri. Arasso?” mereka yang tadinya masih dalam keadaan shock langsung tersenyum dan menggangguk semangat setelah mendengar kata van dan manager. Setelah mengucapkan terima kasih dan permisi pamit pada Kangta, ketujuh gadis itu buru-buru mengangkut barang-barang meka dan segera turun kebawah.

“Semoga sukses, Beau.” gumam Kangta dengan senyum bangga di wajahnya.

 

——-

a/n: wuiiihhhh~ Panjang yah! Kayanya baru kali ini deh aku bikin ff sepanjang ini. Gimana? Kalian suka? Kalo suka komen donk, jangan cuma numpang baca dan diem aja, okeh? Read it, Love it and COMMENT!

12 komentar di “BEAU: chapter 1

  1. First ??
    Ceritanya bagus, author daebak ( ^-^)b

    perbanyak luhan-yoona ya ? :p
    soalnya aku ini fawns atau luyoon shipper (deer-couple)

    Hwaiting author ( ^-^)9

    • nanti yaa… nanti insya Allah aku ceritain satu2 dari semua member. mereka insya Allah punya cerita dan latar belakang yg beda jadi nanti insya Allah bakal aku ceritain juga ya 😉

Tinggalkan komentar